Breaking News
light_mode
Beranda » Berita » Rektor Kampus UNSAN Dan Bupati Halsel Klaim Biaya Kuliah Gratis HOAX, Faktanya Mengejutkan!

Rektor Kampus UNSAN Dan Bupati Halsel Klaim Biaya Kuliah Gratis HOAX, Faktanya Mengejutkan!

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Kam, 27 Nov 2025

Berita Sidikkasus.co.id

Halsel – Rektor Universitas Nurul Hasan Bacan (UNSAN) dan Bupati Kabupaten Halmahera Selatan. Provinsi Maluku Utara. Mengklaim biaya kuliah gratis, kenyataannya para mahasiswa dibebaskan biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) setiap bulannya dan dibebankan membayar biaya pendaftaran hingga wisuda.

Klaim biaya kulia gratis di kampus UNSAN berlokasi di Desa Wayamiga Kec. Bacan Timur, Halsel. Disampaikan langsung oleh Rektor UNSAN Yudi Eka Prasetya S.Si. M.Si dan Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba, dikutip melalui salah satu Media online dengan judul: LLDIKTI Wilayah XII Monev Unsan Bacan, Rektor dan Bupati Komitmen Biaya Kuliah Gratis. Pada edisi Kamis (20/6/2024) lalu.

Dalam arti kata Frasa “biaya kuliah gratis” bukanlah istilah tunggal yang memiliki entri spesifik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sebaliknya, artinya dapat dipahami dengan menggabungkan definisi dari kata “biaya”, “kuliah”, dan “gratis” secara terpisah.

Berikut adalah pengertian dari masing-masing kata berdasarkan KBBI:
Biaya: berarti Nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam konteks pendidikan tinggi, ini merujuk pada keseluruhan biaya operasional per mahasiswa yang dibayarkan setiap semester.

Sementara, Kuliah: Mengikuti pelajaran di perguruan tinggi. Sedangkan Gratis:berarti Cuma-cuma, tidak dipungut bayaran.

Jadi, secara harfiah dalam KBBI, “biaya kuliah gratis” mengacu pada pengeluaran yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi itu diberikan secara cuma-cuma atau tidak dipungut bayaran sepersen pun.

Dalam praktiknya di Indonesia, konsep “kuliah gratis” ini sering kali merujuk pada program beasiswa penuh yang menanggung seluruh biaya pendidikan (dan terkadang biaya hidup), seperti Beasiswa Pendidikan Indonesia dari pemerintah. Program-program ini memberikan bantuan biaya studi, namun istilah “gratis” sendiri berfungsi sebagai kata sifat yang menjelaskan ketiadaan pungutan biaya kepada Mahasiawa.

Biaya kuliah gratis (atau “kuliah bebas biaya”) secara umum merujuk pada situasi di mana mahasiswa tidak perlu membayar biaya pendidikan atau biaya perkuliahan pokok yang biasanya dibebankan oleh institusi pendidikan (seperti uang kuliah tunggal/UKT, biaya semesteran, atau uang pangkal).

Namun, penting untuk memahami bahwa konsep “gratis” ini bisa memiliki beberapa arti tergantung pada konteksnya:

Ditanggung Penuh oleh Beasiswa atau Program Pemerintah. Ini adalah bentuk paling umum. Biaya kuliah tidak hilang, tetapi dibayarkan oleh pihak ketiga bisa berupa:

Program seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah ((KIP Kuliah) memberikan bantuan biaya pendidikan dan biaya hidup bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu yang memenuhi syarat

Secara singkat, “biaya kuliah gratis” berarti beban finansial utama untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi, telah dihapuskan atau ditanggung oleh pihak lain seperti pemerintah atau perusahan.

Terkait hal ini. Telah jelas, diklaim biaya kuliah gratis di kampus UNSAN Halsel, adalah HOX alias tidak benar.

Pasalnya, anggaran penetapan besarkan biaya tugas akhir ujian karya tulis ilmiah wisuda sarjana S1 dan Diploma Tiga yang dikeluarkan dan ditanda tangani langsung oleh direktur kampus UNSAN Bacan, Halsel. Yudi Eka Prasetiya S.Si. M.Si dengan nomor surat :686/40/UNSAN/VII/2025.

Biaya yang harus dikeluarkan per mahasiswa untuk program sarjana S1;
1. Biaya seminar Proposal Rp.350 ribu
2. Seminar hasil penelitian Rp.750 ribu
3. Ujian kompetensi atau skripsi Rp.2.000.000
4. Wisuda Sarjana Rp.7.500.000
5. Yudisium Rp.300.000 total Rp.10.900.000 (sepuluh juta sembilan ratus ribu).

Total anggaran tersebut, belum terhitung dengan biaya pendaftar awal saat masuk kulia senilai Rp.250.000 ribu, dan KKN Rp.3.500.000 serta PKL Rp. 4.100.000.
Jumlah total Rp.18.750.000 (delapan belas juta tujuh ratus limah puluh ribu rupiah).

Besaran anggaran tersebut, belum termasuk dengan biaya empat (4) buah buku pelajaran yang dibebankan ke setiap mahasiswa untuk diserahkan menjadi hak milik kampus UNSAN Bacan, Halsel.

Sedangkan, urutan biaya khususnya program diploma;
1. Biaya seminar proposal Rp.500.000
2. Ujian karya teks tulis ilmiah (teknik pertambangan) Rp.2.000.000
3. Ujian karya tulis ilmiah (teknologi penangkapan ikan) Rp.1.500.000
4. Wisuda Diploma Rp.7.500.000
5. Yudisium Rp.300.000
Total (teknik pertambangan) Rp.10.900.00 ( sepuluh juta sembilan ratus ribu rupia).
Sementara, total (Teknologi Penangkapan Ikan) Rp9. 300.000 (sembilan juta tiga ratus ribu rupia).

Biaya Program Diploma ini, belum termasuk biaya pendaftar kulia senilai Rp.250.000, KKN Rp3.500.000 serta dan PKL Rp.4.100.000, serta biaya empat (4) buah buku pelajaran dibebankan ke setiap mahasiswa untuk di berikan ke kampus UNSAN Bacan, Halsel.

“Iya benar anggaran semua ini dibebankan kepada setiap Mahasiswa saat menjelang wisuda. Setau kami, Masyarakat Halmahera Selatan pada umumnya mengetahuk masuk kuliah di kampus UNSAN Bacan, itu gratis tetapi faktanya serba bayar,”Ungkap sumber terpercaya enggan menyebutkan namanya.

Lebih lanjut kata sumber, dari total anggaran diatas pihak kampus menolak memberitahukan rincian biaya apa-apa saja di belanjakan atau dipergunakan?

“Mungkin semua Mahasiswa di kampus UNSAN tidak mengetahui soal biaya yang di bebankan itu dibelanjakan untuk apa atau disetor ke mana, dan apa yang akan diberikan ke Mahasiswa khusunya yang akan wisuda ini. Tanya sumber

Sumber mengaku, mulai biaya masuk kuliah di kampus UNSAN Bacan, hingga wisuda mencapai angka ratusan juta rupiah jika ditotalkan dengan biaya hidup.

“Bukan saja biaya kualia. Mahasiswa sering kali dibebani oleh berbagai komponen biaya lain di luar dari biaya kuliah pokok. Misalnya, Mahasiswa yang bertempat tinggal di indekos, biaya trasportasi dan biaya hidup sehari-hari,” Tambahnya

“Bila di rinci semua ini, maka total biaya yang harus dikeluarkan orang tua yang rata-rata pekerjaannya petani itu memlncapai ratusan juta rupiah. Itulah mengapa sebagian besar generasi lulusan SMA lebih memilih pengangguran, dan banyak terjadinya unsur pidana atau kenakalan remaja,”Jelas sumber mengakhiri.

Direktur kampus UNSAN Bacan, Yudi Eka Prasetiya S.Si. M.Si, hingga berita ini diturunkan yang kedua kalinya belum memberikan klarifikasi resmi kepada Awak Media yang sempat meninggalkan nomor kontak/WA di salah satu staf Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) UNSAN Halsel. Sejak selasa 25 November 2025.

Dengan begitu, Direktur kampus UNSAN Bacan, Yudi Eka Prasetiya S.Si. M.Si kembali di hubungi pesan chat WhatsAPP melalui nomor HP 0812991988XX tidak merespon meski pesan telah terkirim. (27/11/2025).

Sementara, Bupati Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba, masih dalam upaya konfirmasi.

(Reporter/Kandi).

  • Penulis: Redaksi

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less