Berita Sidik kasus.co.id
LAMPUNG BARAT – Masyarakat pekon muara baru dan masyarakat pekon muara jaya dua kecamatan Kebun tebu, kabupaten lampung barat mengeluhkan kualitas pembangunan jembatan penghubung kedua pekon tersebut, yang pekerjaan peningkatan jalan dan jembatan antara pekon muara baru dan muara jaya dua.
Disampaikan oleh masyarakat muara jaya, jembatan tersebut udah ada yang retak begitu dan di kerjakan asal asalan, kami selaku masyarakat tidak terima pembangunan jembatan seperti itu, “karena jembatan ini untuk aktivitas kami dalam mengais rezeki dan untuk kami gunakan mengangkut hasil panen dari usaha tani kami. Kalau pembangunannya seperti ini, gimana asal asalan” pihak pemborong sangat tidak memperhatikan kualitas dalam membangun hanya mencari keuntungan semata, tutur mereka.
Awak media Sidikkasus.co.id langsung mendatangi lokasi pembangunan jembatan tersebut. di kedua pekon penghubung, pekon muara baru dan pekon muara jaya dua, ditemukan proyek tersebut dari dinas pekerjaan umum dan perumahan rakyat, pekerjaan peningkatan jalan dan jembatan.
Desa strategis pekon muara baru dan pekon muara jaya dua, kecamatan Kebun tebu, Kabupaten Lampung barat paket DAU JL 2, pelaksana CV. Anak gunung, konsultant pengawas CV.Atlas consultant, nilai kontrak Rp.377.145.000, no kontrak 600/133/KTR/JL.2/III03/V/tahun anggaran 2021, sangat di sayangkan oleh awak media pembangunan jembatan tersebut belum saja di pakai udah retak.
Pembangunan asal asalan, tidak sesuai dengan bestek dan standar operasional kementerian PUPR sangat disayangkan kepada pihak pemborong CV. Anak gunung membangun jembatan tidak sesuai dengan bestek dan tidak memperhatikan kualitas jembatan tersebut. Rabu.13/10/2021.
Harapan masyarakat kedua pekon, agar kira nya kepada pihak terkait, bapak bupati, balai besar, aph lampung barat untuk meninjau ulang dan menindak tegas oknum oknum yang bermain di proyek tersebut terutama pihak pemborong/pelaksana pembangunan oleh CV. Anak gunung yang asal asalan mengerjakan proyek jembatan tersebut, tutup mereka.
Pewarta: Kohairi
Komentar