MA YUNISMA, PANDEMI & NEW NORMAL 2020

Oleh : Mahmud Ihsan
Guru Aktif Di Madrasah Aliyah Yunisma Dan Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (Iain) Jember

JEMBER – Selasa, 23/06/202. Bumi sudah mulai tua, zaman sudah mulai renta, pergaulan bebas semakin meraja lela. Dalam alquran di sebutkan
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).( QS : Ar-rum ayat 41)
Begitu juga dengan wabah yang kini telah melanda dunia semua adalah karna ulah manusia itu sendiri.

Saat wabah covid-19 ini muncul seluruh aktivitas manusia dibatasi, termasuk kegiatan pembelajaran baik di jenjang sekolah dasar sampai jenjang pembelajaran mulai menerapkan kegiatan belajar dari rumah. Hal ini dilakukan guna membatasi penyebaran virus yang masif. Kebijakan belajar dari rumah mulai diterapkan pada tanggal 9 maret 2020 setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020  tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease (covid-19).

Seluruh pimpinan madrasah / sekolah di setiap daerah yang terdampak, diminta untuk menghentikan aktivitas kegiatan akademik seperti pembelajaran secara tatap muka termasuk sekolah MA YUNISMA tempat saya mengajar . Sebagai tindak lanjut dari surat edaran tersebut seluruh madrasah / sekolah juga diminta untuk mengeluarkan kebijakan tentang proses pembelajaran secara daring bagi siswa. Oleh karenanya semua madrasah / sekolah di indonesia melakukan penyesuaian terhadap kebijakan ini dalam merubah seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring.

Tantangan Pembelajaran Daring MA YUNISMA Saat Ini Proses pembelajaran secara daring dinilai sebagai tantangan baru dan merupakan kegelisahan baru yang tidak pernah ada sebelumnya di dalam era revolusi industri 4.0, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini. Hal tersebut dikarenakan ditahun ini Indonesia secara resmi baru mengeluarkan kebijakan pendidikan tinggi yang secara spesifik merespon tuntutan revolusi industri 4.0, dengan kebijakan yang disebut dengan pembelajaran merdeka.

Program ini membuka ruang sangat luas bagi siswa untuk menentukan sendiri bidang-bidang pembelajaran yang menjadi fokus dan minatnya. Selain itu, program ini juga dapat mendorong siswa tidak hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas tapi juga pada masyarakat dan melibatkan agency-agency yang luas.

Di saat seperti sekarang ini model pembelajaran berbasis digital telah dimaksimalkan secara masif hampir diseluruh Indonesia. Meskipun juga model ini terbilang belum secara menyeluruh menjangkau lapisan sosial bawah yang ada di masyarakat. Karena pada dasarnya model pembelajaran ini juga mempunyai syarat yang harus di penuhi yakni akses terhadap informasi digital. Untuk itu jika ditinjau dari akses terhadap teknologi digital, tidak semua siswa mempunyai akses yang sama. Menurut Guru Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Whisnu Triwibowo menilai pembelajaran online berpotensi memicu ketimpangan sosial yang berdampak pada kualitas pembelajaran siswa termasuk di MA YUNISMA .

Hal ini dikarenakan ketersediaan infrastruktur digital yang belum merata, Indonesia saat ini belum menyediakan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), prasyarat utama untuk pembelajaran jarak jauh, yang memadai dan meluas untuk seluruh warganya. Selain itu, status sosio-ekonomi juga mempengaruhi tingkat kompetensi dan literasi dalam menggunakan TIK, ketika guru atau siswa yang gagap teknologi tidak akan mampu mengelola pembelajaran.

Keterkaitan erat antara kesenjangan sosial, ketersediaan akses, dan keterampilan digital saling mempengaruhi kualitas PJJ dan membuat kesenjangan digital menjadi masalah multidimensi inilah kegelisahan baru dalam proses pembelajaran di era pandemi ini yang sekarang menuju tahapan proses new normal.

Kegelisahan yang sekaligus merupakan Tantangan bagi guru dan siswa memang terkait pada pemanfaatan teknologi pembelajaran yang harus terus ditingkatkan kualitasnya. Terlebih Muatan pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Siswa dapat lebih terlibat (engaged) dalam proses pembelajaran. Daya dukung teknologi juga perlu terus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan perusahaan-perusahaan penyedia konten (content provider).

Dalam hal ini guru juga harus siap dengan komunikasi yang intens dengan siswa, berbagai kanal percakapan seperti WhatsApp, forum, telepon sampai video call harus tetap melayani siswa di tengah pandemi saat ini. Dengan proses yang sedemikian diharapkan mampu mengembangkan kualitas pembelajaran. Disamping itu juga dibutuhkannya kapasitas kelembagaan literasi digital guru dan siswa yang harus dikembangkan.
Menakar kesiapan Pembelajaran Jarak Jauh di MA YUNISMA.
Tidak bisa dipungkiri bahwa semua pihak yang menjalani pembelajaran daring mengalami kepanikan baik guru dan siswa sekalipun. Di MA YUNISMA Masalah teknis menjadi salah satu kendala dari sekian banyak kendala dan problem dalam proses belajar mengajar secara daring. Masalah teknis yang ditemui biasanya mulai dari kendala kouta,signal, hingga kendala dari aplikasi online yang kita pakai.

Oleh karenanya sebenarnya secara umum kita belum siap secara menyeluruh untuk melakukan pembelajaran daring saat ini, apalagi siswa banyak yang menyoal tentang keluhan gagalnya memahami materi yang disampaikan lewat daring. Hal ini memang dirasa wajar karena baik siswa dan guru belum adanya peralihan dan kemampuan adaptasi dari proses pembelajaran seperti ini. Terlebih lagi pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuan dan pengalaman yang berbeda dengan siswa lainnya yang mungkin sudah terbiasa dengan pembelajaran online.

Setidaknya terdapat tiga factor yang mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyelesaikan pembelajaran daring, yakni :
faktor eksternal,
internal dan
kontekstual.

Di MA YUNISMA terdapat beeberapa factor eksternal diantaranya adalah kendala waktu, adanya tekanan keluarga, kurangnya dukungan di lingkungan sekitar dan masalah keuangan. Hal tersebut berkaitan dengan konteks mentalitas siswa yang mempunyai kendala dan tuntutan tentang tugas yang diberikan secara terus menerus. Hal ini mungkin saja berpengaruh terhadap aspek psikologis siswa tersebut.

Terlebih jika siswa tersebut mempunyai tuntutan kebutuhan biaya sehari hari apalagi ditambah dengan kebutuhan kuota internet yang menambah beban keuangan siswa madrasah Aliyah Yunisma Kencong.
Selain itu juga faktor internal yang berkaitan dengan disiplin dan kemampuan mengatur waktu, hal tersebut juga terkait dengan bagaimana siswa dapat menyiapkan kedisiplinannya untuk fokus pada pembelajaran.

Sementara factor kontekstual lebih cenderung kepada aplikasi online yang tidak ramah kepada pengguna (user-frendly),kemampuan penguasaan teknologi, kurangnya interaktivitas, perasaan terisolasi karena harus belajar mandiri serta kurangnya kehadiran instruktur yang dapat membimbing secara langsung. Untuk itu ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi keputusan siswa untuk bertahan dengan pembelajaran daring atau tidak, tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap penilaian pembelajaran nantinya.
Oleh karenanya sebenarnya keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

Efektivitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Dengan hal tersebut suatu proses pembelajaran berhasil atau tidak dilihat dari kepuasaan siswa dalam melihat saran penunjang dan kenyamanan dalam metode pembelajaran tersebut. Karena kepuasaan siswa yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap kemampuan pembelajaran yang tinggi.

Pendidikan Tinggi dan Solidaritas Sosial di Masa Pandemi Pendidikan tinggi sejatinya memiliki tanggung jawab yang nyata bagi kelangsungan masyarakat. Di samping sebagai sarana untuk belajar, di sisi lain madrasah / sekolah juga mempunyai fungsi untuk meningkatkan solidaritas sosial antar masyarakat. Untuk itu madrasah / sekolah juga mempunyai kontribusi dalam penanggulangan wabah virus corona.

Pandemi COVID-19 ini telah mengembalikan pendidikan tinggi kepada misi klasiknya yang hakiki yaitu kepedulian dan solidaritas sosial yang universal.
Dalam hal ini unit dan unsur kerja di pembelajaran-pembelajaran telah banyak yang membantu siswa, tenaga kependidikan, dan warga sekitar dalam memberikan bantuan langsung beruba sembako dan bahan-bahan lainnya untuk mengurangi beban dimasa pandemic ini.

Hal tersebut meskipun belum sepenuhnya dapat mengembalikan kondisi seperti semula ,namun jika dilakukan secara kolektif dan masif di setiap madrasah / sekolah yang ada di Indonesia tentunya sangat berguna dan dapat meningkatkan solidaritas sosial di tengah COVID-19 ini.

Dan dalam mewujudkan hal itu MA YUNISMA membangun solidaritas social dengan sedikit memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat yang membutuhkan berupa sembako, dengan semangat perjuangan yang tinggi para guru dan karyawan suk rela menyumbangkan sebagian hartanya untuk mereka yang membutuhkan hingga terkumpul dana kurang lebih 3.450.000, 00 di bantu dengan semangat murid murid MA YUNISMA dan osis serta organisasi PK yang ada di sekolah kami.

Terlepas dari hal itu kesiapan dan tantangan dalam Pembelajaran Jarak Jauh sangat penting guna menghidupkan kembali semangat Tridharma madrasah / sekolah di masa pandemi ini. Untuk itu berbagai macam persoalan mengenai Perubahan metode tatap muka di kelas menjadi termediasi via layar laptop membutuhkan adaptasi dan perubahan yang harus di evaluasi.

Terutama dari sisi penyiapan materi dan interaksi dalam ruang digital. Persoalan pemerataan akses informasi juga harus diperhatikan oleh madrasah / sekolah terkait. Hal ini berguna agar tidak adanya kesenjangan sosial diantara siswa.

Publisher : Teddy

Komentar