Woow Keren, Tidak Hanya Pejabat di Kawal PJR, Kambing pun Bisa

Berita sidikkasus.co.id

Surabaya – Woow keren, penilaian yang tidak berlebihan ini patut di berikan kepada Jamaah Pengajian Surabaya (JPS)

Pasalnya, JPS yang di asuh oleh Kiai Haji Abdullah Sattar tersebut Selasa (28/7) membawa 194 ekor kambing super dan 3 sapi kaliber limousin dari Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

“Sebanyak 194 kambing kualitas super dan 3 sapi kami angkut dengan sepuluh truk dan beberapa colt station, kami menggunakan pengawalan Polisi Jalan Raya (PJR) , yang ada di depan dan belakang, kami berangkat jam 23.00 Wib, Sampai Surabaya dini hari 02.30 hari Rabu (29/7),” ujar drh.Muzaki, selaku koordinator untuk pengumpulan dan pendistribusian hewan qurban JPS.

Jumlah tersebut, lanjut Muzaki, belum termasuk yang akan di sembelih di daerah pasirian sebanyak 20 ekor kambing, juga dari Blitar sebanyak 70 ekor kambing.

Tentang distribusi hewan qurban Kambing, Muzaki mengatakan setelah semua kambing terkumpul, selanjutnya dari Peneleh Gang IV baru di distribusikan ke berbagai tempat sesuai data permintaan yang masuk.

Seperti diketahui JPS setiap tahun membesarkan dakwahnya dengan berbagai bentuk konkrit, “Tahun lalu yang terkumpul sekitar 300 ekor kambing dari swadaya jamaah pengajian surabaya, tidak ada paksaan, semua dilakukan atas dari ke ikhlasan semata-mata karena perintah Allah,” tambah Ir.Indrajati yang juga anggota JPS.

Dari pantauan awak media di lapangan di Jalan Peneleh Gang IV Surabaya apa yang dikatakan Muzaki memang benar adanya, bahwa yang di bawa dari Pasirian memang kambing super, tinggi, besar badan membuat setiap orang merasa terpikat melihat dan mengambil foto.

“Hari besar Islam, yaitu Idhul Adha kita besarkan dengan apa yang pernah di contohkan Nabi Ibrahim sebuah ke ikhlasan ketika di perintahkan Allah untuk menyembelih anaknya Ismail, kemudian di ganti oleh Allah dengan Kambing/Domba,”ujar Sarmain yang juga anggota JPS.

Ketika ditanya tentang boleh tidaknya patungan atau urunan pembelian hewan qurban kambing bukan sapi, dengan tegas Muzaki tidak ada larangan, “Yang di nilai oleh Allah itu bukan daging dan darahnya, tapi taqwanya yang di dorong dengan keikhlasan, bukan untuk di puji orang lain, tapi semata-mata hanya karena Allah,’,ujar menutup pembicaraan. (agung santoso)

Komentar