Warga Sebut SPBU PT.TIM Di Obi Sebagai Korban. Ulah Pengecer Jual BBM Subsidi Rp.20.000

Berita Sidikkasus.co.id

HALSEL,- Isu terkait pemberitaan sempat viral dimedia sosial melalui Media Onlaien di akhir-akhir ini, oleh pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT. Taliabu Indonesia Mandiri. berlokasi di Desa Sambiki Wilayah Ibu Kota Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel).

Melakukan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Jenis Pertalaiet dan Pertamax melonjak naik melebihi harga Het. Warga menyebut ulah dari pengecer melakukan penjualan di jalan-jalan secara Ilegal.

Menurut salah satu Warga Masyarakat Desa Jikotamu (Halsel) enggan mau namanya dipublis ke Media ini. Mengaku kaget viralnya di Media Sosial terhadap pelayanan di SPBU PT. Taliabu Indonesia Mandiri. Kata Warga. Kamis/22/12/22.

Kata Warga, pihak SPBU PT.Taliabu Indonesia Mandiri (PT.TIM). Sebagai korban penekanan dari sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga dapat menerima
Pengusaha Ilegal dalam keadaan terpaksa.

Selama ini kami sering melihat dan rasakan pelayanan pihak SPBU PT. Taliabu Indonesia Mandiri. Terletak di Desa Sambiki sudah sesuai mekanisme. Kami akan serahkan nomor Hp milik pengawas SPBU ke Bapak untuk konfirmasi lagi ke penanggung jawab dilapangan agar dimuat juha hak jawab.

Jadi sebenarnya karyawan dari PT.TIM sebagai korban penekanan yang membuat mereka dapat menerim pembeli dari pengecer.

Akibatnya pengecer memanfaatkan waktu dan ruang untuk menjual kembali BBM bersubsudi dengan harga Pertalaiet Rp.18.000 sampai Rp.20.000 per liter. Sedangkan harga Pertamax juga demikian sama harga Pertalaiet. Ungkap Warga.

Kata Warga, Untuk Minyak Tanah, Masyarakat sangat sulit dapat dari Pangkalan yang punya Ijin, sehingga memilih beli Enceran di pengecer untuk harga murah Rp.17.000, bahkan harga diatas Rp.18.000 per liter.

” Terpisah, Pelaksana sekaligus penanggung jawab lapangan SPBU PT. Taliabu Indonesia Mandiri. Bapak Haikal di akrap Ikal ketika dikonfirmasi melalui Via HenPhon Pesan Chats WhatsAAP.

Haikal mengatakan dirinya menerima Jirgen disesuai dengan kondisi lapanagan membuat ia tak dapat menolak. Saat Pak Wartawan datang ke Obi, saya berada di Jakarta dan saat ini dalam perjalanan balik ke Halsel.

Kata Haikal membenarkan bahwa, Karyawan saya yang ada di SPBU rasa takut dan sampaikan kalau saya masih tidur, padahal ada dijakarta dalam perjalanan pulang.

Sambung dia, Persoalan Stok Jenis Pertamax setiap hari tetap ada saja, yang kadang kosong adalah Pertalaiet dan Bio Solar. Jadi kalau minyak di SPBU sudah saya antisipasi jangan sampai kekosongan.

Namun jika kelihatan pintu pagar SPBU digembook berarti kami sudah sesuaikan dengan keadaan dilapangan yang pada intinya, saya menyisakan minyak untuk Nelayan dan kendaraan.

Bahkan Kepala Dinas Perindag-Kop juga sudah datang dalam rangka pemeriksaan di SPBU Desa Sambiki. Alhamdulilah kami sudah sesuai Dengan SOP untuk masalah harga het tetap kami pertahankan. Ucap Haikal.

(Kandi/Red)

Komentar