CIREBON, (JKN) – Belum lama ini dalam kunjungan sosial korban banjir di wilayah Cirebon, Ratu Hj Ayu Suhartini SE MM dan tim Jejak Kasus News, banyak menerima keluhan dan pengaduan dari masyarakat termasuk aparat pemerintahan desa sendiri terkait program pemerintah untuk masyarakat kelas bawah seperti rumah tidak layak huni (Rutilahu), Progam Keluarga Harapan atau PKH yang masih karut marut penanganannya.
Padahal sebagai komunitas yang lahir dari kearifan lokal,desa memiliki potensi untuk mandiri. Menurut salah seoirang korban banjir, Talan salah dia menyampaikan keluhkan kepada Ratu Ayu tentang bagaimana rumahnya yang reot tidak pernah terjamah bantuan dari program pemerintah pusat atau pemerintahan daerah melalui dinas terkait.
Talan tidak sendiri, masih ada puluhan warga lainnya di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang yang masuk katagori layak menerima rutilahu, namun harus gigit jari karena tidak menerima bantuan.
Kepala Desa Orimalang, Bunarso saat dimintai tanggapannya terkait masalah tersebut menjelaskan pihaknya sudah mengajukan data atau proposal rutilahu kepada dinas terkait namun yang terealisasi hanya tiga rumah.
“Pemerintahan desa sudah mengajukan proposal pak. Cuman yang memperoleh bantuan hanya 3 rumah untuk program rutilahu, itu pun tahun anggaran 2016,” ujar Bunarso kepada Jejak Kasus News belum lama ini,di balaidesa setempat.
Bunarso menambahkan pihaknya menjadi dilema dan serba salah kepada warga yang belum menerima bantuan karena kuota yang di dapat sangat jauh dari jumlah yang ada di data penerima rutilahu.
Setali tiga uang apa yang di rasakan warga miskin orimalang. Hal yang sama juga di rasakan warga desa silih asih kecamatan pabedilan kabupaten cirebon yang hidup di bawah garis kemiskinan akibat karut marutnya penanganan data warga yang memperoleh bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan program rutilahu.
Selama 20 tahun belakangan tidak menerima bantuan tersebut dan konyolnya menurut tokoh masyarakat desa suherman banyak dari kalangan mampu malah mendapat bantuan PKH dari dinas sosial kabupaten Cirebon.
“Masa ada pengusaha material sudah ber haji memperoleh bantuan PKH. Sementara warga yang bekerja sebagai buruh malah tidak memperoleh bantuan,’ ujar suherman yang tercatat sudah dua periode menjadi kuwu kepada Jejak Kasus News seraya memperlihatkan setumpuk dokumen beberapa waktu lalu.
Kepala desa Silih Asih,Liswati kepada awak media mengharapkan perhatian lebih serius dari pemerintahan daerah juga pemerintah pusat karena hampir 20 tahun masyarakat miskin desa silih asih tidak pernah mendapat bantuan program rutilahu.
“Kami pemerintahan desa tak bosan-bosan mengajukan bantuan seperti program rutilahu, tapi sampai saat ini belum ada realisasinya dan data penerima program PKH juga banyak yang belum di up date ulang.sehingga banyak yang tidak tepat sasaran,padahal apa yang kamu lakukan semata-mata buat peningkatan kesejahteraan masyarakat,” papar Liswati.
Melihat fenomena seperti itu, Ratu Hj Ayu Suhaetini SE MM angkat bicara dirinya merasa prihatin atas yang menimpa masyarakat miskin terutama di pedesaan karena menurutnya desa memiliki potensi untuk mandiri.
Pemberdayaan ekonomi desa bisa dilakukan dengan memberikan program namun tepat sasaran dan kepada semua pihak yang ada didalamnya tidak tebang pilih memberikan bantuan.
“Banyak faktor dari semua ini termasuk faktor like and dislike dalam penyaluran bantuan.dan kepada pemerintah melalui dinas terkait seperti Dinsos agar tidak tutup mata terutama untuk ptogram rutilahu.bila perlu saya yang akan membangun rumah ini kalau pemerintahan daerah tidak memiliki rasa malu,” ujar Ratu Hj Ayu di depan rumah rutilahu di dampingi kuwu desa setempat. (Hafidz M/Abdul R)
Komentar