Berita Sidikkasus.co.id
Probolinggo – Ditengah harga minyak goreng yang melambung tinggi, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) kembali menggelar operasi pasar bekerja sama dengan Koperasi Pegawai Negeri Sejahtera dalam aksi KORPRI Peduli, Jumat (1/4) pagi.
“Dengan adanya kebijakan baru dari pemerintah pusat dimana harga minyak goreng dikembalikan lagi ke pasar (menghapus HET) sehingga harga sudah mulai melambung tinggi, DKUPP bekerja sama dengan KORPRI kemudian mengupayakan penjualan minyak goreng murah untuk masyarakat,” terang Kepala DKUPP Fitriawati mendampingi Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin memantau pendistribusian minyak goreng di Kecamatan Mayangan.
Diketahui, sebanyak 7.200 liter telah digelontorkan pemkot dalam operasi pasar minyak goreng murah kali ini. Masing-masing kecamatan mendapatkan 1.000 liter dan sisanya sebanyak 2.200 liter digunakan KORPRI untuk penjualan kepada masyarakat pada saat bazar Ramadan. Bagi warga yang akan membeli minyak goreng, diwajibkan membawa foto kopi KTP dan warga merupakan masyarakat kecamatan setempat, pembelian dibatasi 2 liter per orang.
Melihat warganya mengantre panjang, Habib Hadi menilai antrean panjang itu merupakan rasa antusiasme warga yang ingin memperoleh minyak goreng murah. Antrean ini sudah tertata rapi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Oleh sebab itu, kita pecah per kecamatan sehingga pembagiannya lebih merata walaupun tidak mencukupi semua kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Tidak hanya menjelang bulan puasa operasi pasar digelar, pemerintah akan terus berupaya hadir di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai kesempatan. “Tentunya operasi pasar ini kita harus terus lakukan dan ini kan momennya pas dengan bulan puasa. Tapi karena ada kemahalan minyak goreng, kami berusaha mencarikan solusi sehingga kehadiran pemerintah bersama dengan KORPRI membantu untuk mencarikan yang lebih murah harganya sehingga meringankan warga masyarakat kota, khususnya. Saya berharap gelaran ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat,” harapnya.
Sementara Itu, Ulfa ibu rumah tangga menuturkan dirinya menghabiskan minyak rata-rata 2-3 liter per bulan. “Ya bagus sih, bisa membantu dan seneng. Kalau ada (operasi pasar) mau beli lagi,” tuturnya.
Penjual gorengan Luluk mengeluhkan mahalnya harga minyak goreng untuk mencukupi kebutuhan jualannya yang memerlukan 2 liter per hari. Ia berharap tidak hanya minyak goreng murah saja yang menjadi target operasi pasar lainnya. “Bukan minyak saja, sembako lainya juga diturunkan (harganya). Apalagi penjual gorengan seperti saya ini membutuhkan minyak 2 liter per hari untuk usaha jualan gorengan,” keluh Luluh pedagang kawasan Diponegoro itu.
Turut hadir dalam giat itu Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, Asekbang Setiorini Sayekti, Plt Camat Mayangan M. Abbas dan bhabinkamtibmas setempat.
Pewarta:Yul
Komentar