Berita Sidikkasus.co.id
Probolinggo – Setelah menyurati Wali Kota hari Senin kemarin (7/9) dan alhamdulillah bapak wali kota langsung merespon kami (KONI) hari ini (10/9) untuk berdialog secara langsung. Terima kasih bapak” ujar Iwan Rosyidi, pelatih cabor panjat tebing mengawali audiensi dengan orang nomor satu di Kota Mangga ini.
Pagi itu, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Probolinggo berkesempatan melakukan audiensinya, Kamis (10/9) di Command Center. Pengurus KONI Kota Probolinggo dan jajarannya hadir dalam audiensi bersama Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin yang melibatkan Wakil Ketua I KONI Agung Setiawan, Ketua Umum Panjat Tebing Dwi Hermanto, Bendahara KONI Conie Dwi Purmiranti, Pelatih sekaligus Ketua Harian KONI Iwan Rosyidi dan dua orang atlet berprestasi panjat tebing Muhammad Fikri Fadillah dan Virdo Gibran Maulana Saputra.
Pada kesempatan itu, Iwan menjelaskan tidak tersedianya anggaran Seleksi Nasional Olimpiade Paris yang akan digelar 2024 mendatang. “Tanggal 4 September kemarin harus mewakili Jawa Timur sebanyak 3 orang. 2 orang dari Kota Probolinggo mengikuti Seleknas Olimpiade Paris 2024, karena memang hasil pembicaraan dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Kemenpora, panjat tebing masuk olahraga prioritas untuk mengikuti olimpiade tersebut,” urai Iwan.
Menurut Iwan menuturkan, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali melalui Ketua Umum FPTI Yeni Nur Wahid mengamanatkan pada KONI Kota Probolinggo harus mempersiapkan cabor panjat tebing pada Olimpiade Paris 2024. Akibat refocusing anggaran KONI karena pandemi COVID 19 sehingga anggaran yang tersisa hanya untuk membayar pelatih dan nutrisi atlet selama kurang lebih 6 bulan.
“Harusnya Jumat (11/9) ini kami berangkat. Jadi karena memang mendadak dan KONI Kota Probolinggo tidak bisa mendukung (akomoadasi dan mobilisasi) karena memang kami tidak menganggarkan dalam seleknas tersebut,” tutur Iwan.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Habib Hadi mengingatkan pada pengurus KONI Kota Probolinggo dan jajarannya untuk lebih mencermati lagi dalam menata anggaran setiap tahunnya. “Saya minta KONI Kota Probolinggo menata anggaran paling tidak Maret 2021 sudah clear sehingga bisa digunakan untuk tahun 2022, begitu seterusnya,” ucap Habib Hadi.
Habib Hadi juga mendukung penuh cabang olahraga untuk mengembangkan bibit-bibit unggul. Dan, pemerintah akan menyiapkan anggaran menghibahkan ke KONI supaya cabor bisa melaksanakan kegiatan pengkaderan. Pembibitan atlet dimulai usia awal antara 10 – 12 tahun sehingga jenjang pengkaderan tetap berkembang dan berkelanjutan.
Pemerintah berkomitmen untuk terus hadir di tengah-tengah masyarakat, mensupport kegiatan olahraga. Bagi masyarakat Kota Probolinggo apabila ada anak-anak warga Kota Probolinggo memiliki hobi olahraga, percayakan untuk menitipkan pada cabor-cabor yang ada dibawah naungan pemerintah untuk dilatih menjadi atlit-atlit kebanggaan, membawa nama harum Kota Probolinggo,” pesan Habib Hadi.
Selain itu, Habib Hadi juga berpesan agar KONI membuat MoU dengan Dinas Pendiikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo terkait aturan zonasi sekolah. “Jangan sampai zonasi sekolah menghambat bibit-bibit unggul ini bersekolah. Selain zonasi, perhatikan perekonomian keluarganya, jika kedapatan atlet diketahui tidak mampu, harus diperhatikan betul-betul,” katanya.
Ia juga berpesan pada KONI untuk mensurvei tempat-tempat di wilayah Kota Probolinggo jika bisa dijadikan wahana olahraga sekaligus rekreasi.
Sampaikan pada pemerintah tempat-tempat mana yang cocok dijadikan wahana olahraga, Pemerintah Kota akan bangun fasilitas baru selain sebagai latihan olahraga, juga dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat. Fasilitas sarana dan prasarana harus didukung dan dikembangkan. Sebut saja seperti Pantai Permata Pilang, stasiun, Sentong, Gladser, RTH,” ucapnya.
Ditemui usai acara, Wakil Ketua I KONI Kota Probolinggo Agung Setiawan memberikan komentar terkait pemerintah kota akan membangun sarpras dan fasilitasnya.
Beberapa cabang olahraga yang sangat berprestasi di Kota Probolinggo khususnya olahraga yang bersifat individu, seperti panjat tebing, renang, atletik. Balap sepeda sifatnya jalan raya, sedangkan untuk BMX sudah ada sarana dan prasarana,” jelasnya
(Yuli)
Komentar