Berita Sidikkasus.co.id
Probolinggo – Pemerintah Kota Probolinggo kembali memfasilitasi warganya untuk melakukan rapid test. Setelah beberapa waktu lalu rapid test untuk ratusan santri, Senin (6/7/20) siang, sejumlah santri dan calon mahasiswa mengikuti rapid test di Rumah Dinas Wali Kota Probolinggo.
Rapid test itu dilaksanakan guna mendeteksi dini sekaligus memastikan santri datang kembali ke pondok dalam kondisi sehat. Selain santri, terpantau puluhan calon mahasiswa pun rela antre rapid test sebagai syarat mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang berlangsung pada Selasa (7/7/20). Pemeriksaan Covid-19 diwajibkan untuk memastikan tidak ada peserta yang menunjukkan indikasi penularan COVID-19.
Mengenakan seragam kebesaran PNS warna khaky, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin memantau pelaksanaan rapid test itu. Kepada sejumlah awak media, ia menerangkan, kebijakan itu merupakan salah satu bentuk respon atas laporan dan masukan dari masyarakat terkait wajib rapid test bagi santri yang akan kembali ke pondok dan peserta UTBK Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020.
“Masukan dari masyarakat terkait adanya permintaan kelengkapan data sebagai salah satu syarat kembalinya ke pondok bagi santri, dan mengikuti tes di perguruan tinggi membuat kami bergerak cepat menindaklanjuti hal itu. Hari ini kami fasilitasi secara gratis, agar semuanya bisa ditampung,” terangnya.
Habib Hadi menambahkan, kuota yang disiapkan sekitar 75 alat rapid namun jumlah ini bisa bertambah. Mereka yang ikut rapid test cukup membawa persyaratan (Kartu Keluarga, red), KTP (Kartu Tanda Penduduk, red) dan untuk calon mahasiswa dilengkapi dengan kartu tanda peserta UTBK. “(Pelaksanaan rapid tes) Gratis, tanpa dipungut biaya,” tandasnya.
Pemkot sendiri, dalam hal ini Dinas Kesehatan P2KB, telah menyiapkan 6 orang tenaga kesehatan, ditambah 2 orang personil tambahan dari satpol PP guna mengawal jalannya pelaksanaan rapid test yang berlangsung siang tadi. 4 orang di meja registrasi dan 4 orang lainnya di salah satu ruangan di dalam rumah dinas yang disulap menjadi tempat tes dadakan.
Erick Febrianto, menjadi salah satu peserta yang cukup menarik perhatian Wali Kota Habib Hadi. Pasalnya, peserta disabilitas itu, ikut mengantre diantara puluhan peserta lainnya. Pria yang berdomisili di kawasan Kiai Mojo, Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan itu mengaku mendapat informasi terkait pelaksanaan rapid test yang dilaksanakan Pemkot, dari teman-temannya. Bahkan temannyapun turut mendampinginya mengikuti serangkaian tes.
Pria berusia 20 tahun itu menambahkan, ia makin bersemangat karena minatnya yang besar terhadap dunia pendidikan. Menurutnya, pendidikan sangat penting untuk masa depan meski ia sendiri mengaku belum pasti apakah nantinya ia akan berhasil atau tidak menjadi tenaga pendidik, seperti yang ia cita-citakan.
“rencana mau ambil jurusan Pendidikan luar biasa. Belajar saja dulu, hasilnya bagaimana, kita serahkan sama yang diatas. Saya sendiri sangat bersyukur, sangat terbantu dengan fasilitas yang diberikan Pemkot dengan adanya rapid test ini, ” katanya.
Setelah menunggu sekitar 15 menit kemudian, keluarlah hasil rapid test yang dinantikan. Perasaan lega dan gembira mereka terlihat saat meninggalkan area rumah dinas dengan membawa selembar surat keterangan bahwa hasil tes mereka menyatakan non reaktif. (Yuli)
Komentar