Berita Sidikkasus.co.id
PROBOLINGGO – Bertempat di Balai RW 1, Jalan Wijaya Kusuma Kelurahan Sukabumi Kecamatan Mayangan digelar pelatihan batik, Jumat (12/11). Sebanyak 30 peserta yang berasal dari warga Kampung Batik Bremi dan anggota Pokmas Bina Sejahtera, 14 orang pembatik yang sudah eksis dan 16 orang pemula.
Lurah Sukabumi Angga Pramudya melaporkan tujuan dilaksanakannya giat ini adalah memberikan motivasi dalam berwirausaha bagi warga Kelurahan Sukabumi, meningkatkan skill para pembatik dalam menciptakan karya batiknya dan mengembangkan kampung Baremi sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Probolinggo.
Sementara itu Plt. Camat Mayangan yang saat ini berpindah tugas Kepala DPMPTSP dan Naker M. Abbas berharap agar rintisan yang ia bangun bersama Kampung Batik Bremi ini bisa terus dikembangkan, sebagai satu-satunya sentra batik Kota Probolinggo. “Tentunya harapan ini tidak akan tercapai bila tidak didukung oleh ibu-ibu sendiri khususnya masyarakat RW 1 Kampung bremi, terutama bapak, ibu pembatik yang hadir ini,” kata Abbas.
Pelatihan siang itu mayoritas diikuti kaum hawa dengan siap segala peralatan yang akan dipakai saat pelatihan. Abbas menjelaskan, modal utama dalam meraih kesuksesan sebagai berwirausaha adalah niat dan tekad, terutama bagi pembatik pemula. “Mudah-mudahan 16 orang baru-baru (pemula) ini, berangkat bersama, tidak putus di tengah jalan. Kuncinya satu adalah niat dan tekad ingin merubah nasib dan ingin merubah kehidupan,” yakin Abbas.
Tak dipungkiri, jika hal itu dilakukan dengan mau belajar, berlatih dan berusaha, tidak ada yang tidak mungkin kesuksesan akan diraih. “Sama dulu tidak bisa membayangkan (awal mula pelatihan batik), sekarang sudah bisa semua dengan produk banyak sekali. Terakhir kemarin (pelatihan batik) dari kaos,” ucap Abbas.
Sebagai Kepala Definitif DPMPTSP dan Naker Abbas pun mengingatkan pada peserta pelatihan batik untuk mengurus izin usahanya. “Izin-izinnya yang belum punya segera ajukan OSS (online single submission). Harapan saya, semua punya izin masing-masing, karena ke depan kami ingin mendirikan koperasi bersama. Dari kita untuk kita, dari pembatik untuk pembatik. Sehingga seandainya kekurangan modal atau bahan bisa saling mengisi dan saling membantu,” beber Abbas.
Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin yang tampil kasual siang itu mengingatkan pada para pembatik untuk menjaga mutu, kualitas dan harga. “Persaingan yang sehat, rejeki tidak akan berubah atau berkurang. Jangan sampai menjelekkan satu dengan lainnya. Pasang harga yang masuk akal,” ucapnya.
Menurutnya kekompakan perlu dijaga agar bisa menularkan rejeki pada pembatik lainnya saat menerima orderan berjumlah besar. “Rejeki itu perlu dibagi, kalau sudah dapat satu tidak mungkin dapat dua. Mari bersama untuk melangkah dan mengembangkan budaya khas Kota Probolinggo, yakni batik ini,” terangnya.
Habib Hadi juga menginginkan bahan-bahan yang dipakai dapat dibuat sendiri, seperti malam (pewarna batik). Sehingga ia meyakini jika Kelurahan Sukabumi yang memiliki potensi, bakat dan kekompakan bisa diperhatikan dan dikembangkan lagi oleh pemerintah. Hal ini sejalan dengan keinginannya pada tahun 2022 mendatang membuat rumah batik. Ia pun menyarankan pada pembatik untuk dapat menggunakan media sosialnya sebagai sarana promosi.
Hadir sebagai narasumber tunggal, Nico Sawiji KIPRO Probolinggo membagikan ilmunya menggunakan metode batik kontemporer sebagai pelatihannya. (Yuli)
Komentar