Berita ,Sidikkasus.co.id
PROBOLINGGO – Pemerintah Kota Probolinggo tidak mau lagi penyebaran COVID 19 semakin meluas di wilayahnya. Jika sebelumnya pemudik bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, saat ini kebijakan tersebut sudah tidak berlaku. Semua pemudik yang datang dari luar kota menuju Kota Probolinggo harus menjalani karantina.
Hal ini tegas disampaikan Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin saat video conference (vidcon) dengan media yang juga disiarkan secara langsung di akun resmi Facebook Pemerintah Kota Probolinggo, Sabtu (18/4) malam dari Command Center Kantor Wali Kota.
Keputusan ini diambil oleh wali kota, lantaran bertambahnya pasien confirm COVID 19 per tanggal 18 April malam. Update data COVID 19 menyebutkan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada 215, dengan rincian selesai pemantauan 155 dan masih dalam pemantauan 60. Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 4, 1 selesai pengawasan, 3 dalam pengawasan.
Nah, angka positif COVID 19, ada 4 orang. Satu sudah sembuh dan pulang, satu pasien lama yang belum sembuh. Serta ada dua pasien baru asal Kecamatan Wonoasih. Dua pasien ini adalah suami istri yang hasil swabnya baru keluar Sabtu malam.
Disampaikan oleh Jubir Satgas COVID 19, dr Abraar HS Kuddah dalam vidcon, bahwa sang suami mempunyai riwayat perjalanan atau pemudik dari luar pulau Jawa. Suami tersebut datang dalam keadaan sehat dan masih proses melakukan isolasi mandiri di rumah. Di hari ke 10 isolasi, sang istri yang sudah punya riwayat penyakit kencing manis menunjukkan gejala batuk, demam dan sesak napas, kemudian dirujuk ke RSUD untuk rapid tes.
Hasil rapid tes istri negatif, sedangkan hasil milik suami positif. Tim kesehatan lalu melakukan tes swab kepada keduanya. Hasilnya, baru turun Sabtu (18/4) yang menyatakan keduanya positif COVID 19. “Dua orang anak pasien yang kontak erat dengan pasien akan dilakukan rapid tes dan swab mulai Minggu (20/4),” kata dr Abraar.
“Melihat kondisi ini, maka langkah baru, semua pemudik harus karantina. Berlaku juga untuk pemudik yang ditemukan oleh masyarakat. Masyarakat harus pro-aktif melaporkan, pemudik akan dibawa ke tempat karantina dan dilakukan pemeriksaan kesehatan,” tegas Habib Hadi.
Menurut wali kota, yang menjadi garda terdepan dalam mencegah penularan COVID 19 adalah masyarakat sendiri. Ia pun mempersilakan RT, RW jika ada warga datang dari luar kota untuk melapor dan dibawa ke karantina untuk meminimalisir penyebaran. “Tanpa kebersamaan, pemerintah tidak akan bisa,” sambungnya.
Habib Hadi juga meminta masyarakat untuk tidak panik dan selalu menjaga kesehatan. “Harus bisa membentengi lingkungan kita, diri kita dan keluarga kita. Ayo kita kompak supaya bisa menangani bersama-sama,” seru mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dan DPR RI ini.
Kejujuran masyarakat pun dapat menekan penyebaran virus ini, dengan menceritakan secara benar saat berada di check point. Pemudik yang terpaksa tetap mudik pun harus siap dikarantina di tempat khusus yang telah disediakan. Pemudik tidak usah takut karena di tempat karantina pemerintah menjamin semua makanan, minuman, vitamin hingga ada jadwal rutin berolahraga selama masa karantina.
Saat ditanya ada warga yang bekerja pulang pergi dalam kurun waktu tertentu, wali kota berpesan agar mereka lebih peduli dengan keluarganya. Yaitu dengan cara tidak pulang dulu ke rumah hingga masa pandemi ini usai.
Vidcon yang berlangsung hingga pukul 19.30 itu juga diikuti Wawali Mochammad Soufis Subri; Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wahyudi; Kapolresta AKBP Ambariyadi Wijaya; Ketua DPRD Abdul Mujib; Sekda drg Ninik Ira Wibawati dan tim satgas COVID 19. (Yuli)
Komentar