Video penemuan KTP diduga milik warga Mojokerto di sarang ISIS

Berita Sidikkasus.co.id

Surabaya – Video penemuan KTP diduga milik warga Mojokerto di sarang ISIS, Provinsi Al Bayda, Yaman diunggah akun Twitter @Natsecjeff pada Sabtu (29/8) pukul 12.51 WIB, viral. Selain KTP, militan Houthi juga menemukan beberapa lembar uang rupiah pecahan Rp 10.000, Rp 5.000 dan Rp 2.000.
Saat menggeledah tempat persembunyian teroris ISIS di Provinsi Al Bayda, Yaman. KTP warga negara Indonesia (WNI) yang ditemukan bukan berjenis KTP elektronik (e-KTP). Masa berlakunya hingga 24 Desember 2013. Tertulis nama Syamsul Hadi Anwar, warga Japan Raya Jalan Basket blok NN 15, RT 1 RW 12, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto pada KTP tersebut.

Namun warga yang tinggal di sekitar alamat pada KTP tersebut menyebutkan, nama itu tidak pernah tinggal di lokasi tersebut. Bahkan rumah sesuai alamat pada KTP bercat kuning dan oranye itu tidak berpenghuni. Kanopi rumah sudah rusak berat. Halamannya ditumbuhi rumput dan ilalang tanda lama tak terurus.

Kepada detikcom, salah satu warga bernama Slamet (55) mengaku selama 16 tahun tinggal di Jalan Basket Blok OO yang berjarak 20 meter di sebelah timur rumah Blok NN 15, mengaku tidak mengenal nama di KTP tersebut.

“Saya sudah lihat videonya, sudah lihat KTP dalam video tersebut. Saya sama sekali tidak kenal dengan Syamsul Hadi Anwar, bukan warga sini,” kata Slamet kepada wartawan di lokasi, Senin (31/8/2020).

Ia menjelaskan, rumah di Blok NN No 15 ini pertama kali dibeli dan ditempati Agus Sudaryono sekitar tahun 2002. Agus merupakan karyawan distributor minuman di Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Setahun kemudian, rumah ini dibeli M Subekhan alias Aan, karyawan dealer mobil di Mojokerto. Menurut Slamet, tidak ada nama Syamsul Hadi Anwar di keluarga Aan maupun Agus.

Data yang diperoleh detikcom dari pengurus RT 1 RW 12, rumah tersebut pernah disewa Koperasi Bangun Jaya Mandiri sekitar 2014-2015. Dari 14 pegawai koperasi, hanya 5 orang yang tinggal di rumah tersebut. Tidak ada seorang pun karyawan koperasi ini yang bernama Syamsul Hadi Anwar.

Sementara saat dicek di basis data kependudukan Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto, tidak muncul nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada KTP tersebut. “Sudah kami cari berdasarkan NIK dan nama pada KTP tersebut. Hasilnya, tidak ada datanya sama sekali, tidak ada di data base kami,” kata Staf Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto kepada detikcom.

Kepala Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto Bambang Wahyuadi menjelaskan, KTP yang ditemukan pemberontak Houthi di Yaman dipastikan jenis KTP lama, atau bukan KTP elektronik (e KTP). Sehingga NIK maupun nama pada KTP tersebut tidak bisa ditemukan pada basis data kependudukan.

“Karena itu KTP lama, maka kami masih berkoordinasi dengan kemendagri untuk membuka data base (Basis data kependudukan) yang lama,” terangnya.

Sementara Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander kepada wartawan saat mengecek rumah di Perumahan Japan Raya mengaku mengecek langsung ke alamat yang tercantum pada KTP. Hasilnya, tidak pernah ada pria bernama Syamsul Hadi Anwar yang pernah tinggal di rumah tersebut.

“Indikasi sudah mengarah ke sana (KTP palsu). Karena KTP tersebut bukan e-KTP. Namun masih terus kami selidiki dan kami cari. Setelah kami cek bersama stakeholder terkait, rumah ini ditinggali Muhammad Subekhan. Tahun 2010 dia pindah dari Kabupaten Mojokerto ke Kalimantan Timur. Tahun 2014 disewa koperasi selama dua tahun. Setelahnya tidak ada yang menempati sampai sekarang,” terangnya.

Pihaknya bakal menindaklanjuti dengan berkoordinasi ke Polda Jatim. “Kami akan bekerjasama dengan Polda Jatim untuk bekerjasama dengan BNPT agar informasi bisa berjenjang untuk kami koordinasikan, kami kolaborasikan agar bisa mencari sel-sel yang lain untuk bisa memutus mata rantai terorisme di Indonesia. Namun sudah kami cek langsung sesuai alamat KTP, yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai warga Kabupaten Mojokerto,” tegasnya. (*)

Komentar