Berita sidikkasus.co.id
BANYUMAS – Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., dengan didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Ny. Natania Yudha Airlangga, dalam rangka menguri-uri sejarah berdirinya Banyumas dan melestarikan budaya lokalnya, serta menghormati jasa leluhur pendiri Banyumas, mengunjungi Kota Lama Banyumas dan berziarah ke makam leluhur pendiri Banyumas , Kamis (8/9/2022).
Turut serta mendampingi kunjungan Danrem dan Ketua Persit KCK Koorcab Rem 071, Kasrem 071/Wijayakusuma Letkol Inf Candra, S E., M.I.Pol., beserta Wakil Ketua Persit KCK Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Ny. Wiwin Candra, Dandim 0701/Banyumas Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono beserta Ketua Persit KCK Cabang XVI Dim 0701/ Bms Ny. Niar Iwan Dwi Prihartono, dan Dandim 0702/Purbalingga Letkol Inf Dipo Sabungan Lumban Gaol beserta Ketua Persit KCK Cabang XVII Dim 0702/Purbalingga Ny. Magda Dipo Sabungan Lumban Gaol.
Kota lama Banyumas yang saat ini digunakan sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Banyumas, merupakan tempat bersejarah bagi masyarakat Banyumas. Karena ditempat inilah, cikal bakal berdirinya Banyumas yang kala itu masih berbentuk Kadipaten sebelum pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas pindah ke Purwokerto.
Sejarah Banyumas adalah sejarah tentang perkembangan daerah kabupaten Banyumas di Jawa Tengah. Banyumas sebagai suatu wilayah pemerintahan, diyakini terbentuk pada abad ke-16; yakni pada masa kekuasaan Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang. Merujuk pada cerita-cerita rakyat setempat, yakni Babad Pasir (atau Babad Pasirluhur) dan Babad Banyumas, sebelumnya wilayah ini merupakan bagian dari Kadipaten Pasirluhur dan juga Kadipaten Wirasaba. Menurut Babad Banyumas, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga). Adalah pada masa Adipati Wirasaba yang ke-7, yakni Adipati Wargohutomo (atau Adipati Warga Utama) ke-II yang memiliki nama muda R. Joko Kaiman, ketika wilayah Wirasaba dibagi menjadi empat daerah. Joko Kaiman adalah putera Arya Banyaksasra dari Pasirluhur.
Penguasa Wirasaba sebelumnya, Adipati Wargohutomo I, meninggal dibunuh oleh utusan Sultan Hadiwijaya dari Pajang pada tahun 1578. Akan tetapi menantunya, R. Joko Kaiman, dikukuhkan oleh Sultan Pajang sebagai penggantinya, dengan gelar Adipati Wargohutomo II. Meski demikian wilayahnya kemudian dibagi menjadi empat, yakni Wirasaba (lk. Purbalingga sekarang), Banjar Petambakan (Banjarnegara), Merden (wilayah Cilacap), dan
Kejawar (Banyumas).
Joko Kaiman berkedudukan di Kejawar, dan menjadi pemuka (wedana bupati) bagi ketiga wilayah lainnya. Karena membagi empat wilayahnya, Joko Kaiman juga dikenal sebagai Adipati Mrapat. Pengukuhan Joko Kaiman sebagai Adipati Wirasaba ke-7 oleh Sultan Hadiwijaya diyakini terjadi pada hari bulan 12 Rabi’ul Awwal 990 H atau 6 April 1582 M. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Banyumas. Namun, setelah dilakukan penelitian lebih mendalam tentang sejarah Banyumas, mulai tahun 2016, Hari Jadi Banyumas jatuh pada tanggal 22 Februari. Sebelumnya peringatan Hari Jadi Banyumas bertanggal 6 April.
Kota Lama Banyumas yang saat ini digunakan sebagai kantor Kecamatan Banyumas, yang sebelumnya Kadipaten Banyumas pusat pemerintahan Banyumas sebelum dipindah ke Purwokerto hingga sekarang. Ditempat ini, terdapat berbagai peninggalan sejarah Banyumas diantaranya dengan adanya sumber mata air atau tuk atau yang lebih dikenal sumur mas cikal bakal nama Kabupaten Banyumas. Dilokasi yang sama juga terdapat Situs Pohon Tembaga, Pendapa, Museum Wayang, Rumah Lengger Banyumasan, Taman Sari.
Dalam kunjungannya di Kota Lama Banyumas, Danrem beserta rombongan dengan dipandu petugas dari Dinas Pariwisata Kabupaten Banyumas mengelilingi Ndalem pangeran, gumbregan, jalan pungkuran, jalan kulon, Kepatihan, masjid Agung Nur Sulaiman yang berlokasi dikomplek Alun-alun Kota Lama Banyumas serta mengunjungi Klenteng Boen Tek Bio.
Danrem 071/Wijayakusuma beserta rombongan, selain mengunjungi tempat bersejarah di Kota Lama Banyumas, juga melaksanakan ziarah ke makam Bupati Pertama Banyumas
R.Djaka Kaiman atau Adipati Mrapat, makam R.T. Yudanegara II (Bupati ke-7) dan ke makam Margono Djojohadikoesoemo di Pesarean Desa Dawuhan Kecamatan Banyumas.
“Kegiatan yang dilaksanakan ini sebagai wahana kita untuk mengetahui dan mengedukasi tentang sejarah dan budaya asli Banyumas dalam rangka turut serta menguri-uri dan melestarikan budaya bangsa khususnya budaya lokal asli Banyumas”, terangnya.
Disamping itu, lanjutnya “Kita berziarah ke makam Bupati Pertama Banyumas R.Djaka Kaiman atau Adipati Mrapat, ke makam R.T. Yudanegara II (Bupati ke-7) dan ke makam Margono Djojohadikoesoemo (pendiri BRI/orang tua dari Menhankam RI), sebagai bentuk kita menghormati dan menghargai jasa para leluhur pendiri Banyumas.”
“Sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, sudah sepatutnya kita mengkaji dan mempelajari serta meneladani sejarah para leluhur kita. Karenanya, janganlah kita sekali-kali melupakan sejarah”, pungkasnya.
Editor Niko Lubis
Komentar