Berita Sidikkasus.co.id
LUMAJANG – Tumpukan material tanah menutup separuh ruas jalan, masuk Desa Wonokerto Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang Jawa Timur, meresahkan.
Selain tak elok dipandang mata, material tersebut jelas menjadi ancaman bagi setiap pengguna jalan yang melintas. Kala hujan turun, jalan aspal kian berlumpur bahkan licin. Bila matahari terik, deburan debu berterbangan.
Tumpukan meterial tanah tersebut berada tepat bersebelahan dengan lokasi perumahan graha Adhi. Akan tetapi, ketika dikonfirmasi, Sinyo koordinator perumahan mengaku tidak tahu-menahu akan hal tersebut.
Bahkan ia meminta, agar tumpukan tanah tersebut supaya dipindahkan. Sebab menurutnya, selain berbahaya bagi pengguna jalan, juga menimbulkan gangguan bagi penghuni perumahan, akibat beraroma tak sedap.
Usut demi usut, tumpukan material tanah tersebut ada kaitannya dengan seorang warga bernama Tiara, asal Desa Rojopolo Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang.
Saat dihubungi media ini, Selasa (16/11/2021) melalui sambungan telepon seluler nya, iapun mengakuinya. Dikonfirmasi lebih jauh, Tiara mengaku membeli material tanah itu melalui seorang bernama Dadang, dengan sistem borongan.
Senada lepas dari tanggungjawab, Tiara berkata jika perjanjiannya dengan si penjual, material tanah yang ia beli akan ditempatkan di lokasi lahannya, yang rencananya akan ia urug.
“Itu saya beli dari Dadang. Saya belinya terima ditempat ( tempat yang hendak diurug ). Perjanjiannya begitu. Ini orang proyek orang proyek pak, jadi saya dak ikut – ikut pak. Saya cuma pemilik sawah,” ucapnya.
Disisi lain, apapun alasannya, warga Desa Wonokerto meminta pertanggungjawaban pemilik lahan. Dikhawatirkan, akan timbul kerusakan badan jalan, terlebih menimbulkan korban akibat kecelakaan.
“Ya ini mumpung belum ada warga yang jatuh. Sebenarnya hampir jatuh kemarin sudah ada. Oleh sebab itu, mohon pada pemilik lahan atau sawah, agar jika beli tanah urug, saat pengiriman itupun diawasi, kalau sekiranya diletakkan bukan pada tempatnya, ya bagaimana caranya. Kan tentunya dia sudah mengerti,” pinta Yuni, warga Wonokerto. (Ria)
Reporter : Biro Lumajang
Komentar