Tim TPI Apresiasi Inovasi Lapas Banyuwangi, Namun Berikan Catatan Untuk Dapat Raih Predikat WBK

Berita Sidikkasus.co.id

BANYUWANGI – Hari ini, Minggu (5/9) Tim Penilai Internal (TPI) Inspektorat Jenderal Kemenkumham melakukan kunjungan di Lapas Banyuwangi. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memberikan monitoring dan penguatan sebagai persiapan menuju penilaian pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Tim Penilai Nasional (TPN) Kemenpan-RB. Meskipun bertepatan dengan hari libur, namun tidak menyurutkan semangat dari tim TPI maupun seluruh pegawai Lapas Banyuwangi.

Tim TPI yang dipimpin langsung oleh Inspektur Wilayah VI, Marasidin Siregar tersebut tiba di Lapas Banyuwangi dengan disambut penampilan yel-yel dan jinggle Lapas Banyuwangi yang dipimpin langsung oleh Kalapas Banyuwangi. Tim TPI terlihat terpukau dengan penampilan yel-yel yang penuh semangat dan melibatkan berbagai lapisan pegawai.

Foto. Tim TPI yang di pimpin Marasidin Siregar disambut dengan penampilan yel-yel dan jingle Lapas Banyuwangi yang di pimpin langsung oleh Kalapas Banyuwangi.

Setelah itu, tim TPI melakukan pengecekan sarana dan prasarana di ruang layanan dan memberikan masukan-masukan agar proses layanan kepada masyarakat dapat berjalan dengan mudah dan lancar. Tim TPI juga meninjau beberapa area kantor seperti area portir, dapur, pelayanan video call dan area self service yang dapat dimanfaatkan oleh warga binaan untuk mengecek data mereka secara mandiri.

Usai meninjau area kantor, Tim TPI bertolak ke Aula Sahardjo untuk pelaksanaan paparan oleh Kalapas Banyuwangi mengenai proses pembangunan (ZI) di Lapas Banyuwangi.

Dalam paparannya, Kalapas Banyuwangi Wahyu Indarto menjelaskan bahwa pihaknya telah banyak berbenah dan melakukan berbagai perubahan untuk meningkatkan layanan di Lapas Banyuwangi. Beberapa tindak lanjut dari catatan tim TPI yang disampaikan pada saat pelaksanaan desk evaluasi beberapa bulan yang lalu tak luput disampaikan oleh Wahyu.

Pada kesempatan ini, Wahyu juga memperkenalkan inovasi unggulan yang dirancang oleh Lapas Banyuwangi, yakni aplikasi PASWANGI. Aplikasi berbasis web tersebut dikembangkan sebagai upaya digitalisasi layanan yang ada di Lapas Banyuwangi, seperti kunjungan online, pengajuan integrasi (Asimilasi, CB, PB DAN CMB), pelacakan status pengajuan integrasi dan informasi kamar hunian.

“Aplikasi PASWANGI tersebut kami rancang untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat yang dalam hal ini keluarga warga binaan, sehingga mereka dapat memperoleh pelayanan dengan cepat. Untuk aplikasinya bisa langsung diakses melalui laman paswangi.com pada browser, baik di smartphone maupun komputer” papar Wahyu.

Usai mendengarkan paparan, Tim TPI melalui pengendali teknis Doktor Gurning menyampaikan evaluasi yang harus segera ditindaklanjuti dan diperbaiki oleh Lapas Banyuwangi dalam mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi. Menurutnya, pihak Lapas Banyuwangi harus lebih memperbanyak informasi yang dapat memudahkan pengguna layanan dalam menerima layanan. Selain itu, proses alur layanan dan penataan sarana dan prasarana penunjang layanan juga harus segera diperbaiki, “hal tersebut agar pengguna layanan tidak kebingunan ketika berkunjung ke Lapas Banyuwangi ini” ujarnya.

Apresiasi juga disampaikan oleh Gurning terhadap inovasi aplikasi PASWANGI yang digagas oleh Lapas Banyuwangi. “Saya aplause untuk inovasinya, namun agar lebih maksimal dalam penggunaannya saya harap lebih dimatangkan lagi, dan perbanyak publikasi ke masyarakat mengenai aplikasi ini” tutur Gurning.

Sementara itu, Marasidin mengatakan bahwa kedatangan tim TPI ini dilakukan untuk memberikan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh Lapas Banyuwangi agar lebih siap menghadapi penilaian dari TPN. Meskipun telah dinyatakan lolos dari panel TPI, namun tim TPI tetap mempunyai tugas untuk memantau satuan kerja yang diajukan ke panel TPN.

“Segera tindak lanjuti masukan yang diberikan, dan saya menekankan kepada Kalapas dan jajaran agar aktif merespon pengaduan dari masyarakat, jangan anggap pengaduan sebagai hal yang harus dihindari, karena pengaduan tersebut ibarat lampu dalam kegelapan, maka dari itu jadikan pengaduan sebagai pemacu untuk perbaikan kedepannya” tegas Marasidin.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kadiv Pemasyarakatan Jateng tersebut juga berpesan bahwa pembangunan WBP bukan semata untuk mendapatkan predikat, namun ini merupakan salah satu tujuan dari Reformasi Birokrasi. “Terwujudnya Reformasi Birokrasi ditandai dengan tidak ada lagi pengaduan, penyimpangan, korupsi dan nepotisme” pungkasnya. HUMAS LAPAS BANYUWANGI.

Editor: Redaksi Media Sidikkasus

Komentar