Berita Sidikkasus.co.id
LUMAJANG – Penunjang jalan, di jalan provinsi, tepatnya di wilayah Desa Wonokerto, Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang Jawa timur (Jatim) “anjlok” (longsor) dua Minggu yang lalu, dan hingga saat ini, Rabu (5/1/2022) belum di lakukan pembenahan.
Pasalnya, proyek penunjang jalan provinsi tersebut hanya bertahan kurang lebih tiga tahunan.
Menurut warga sekitar, Sutrisno mengungkapkan, bahwa cepat rusaknya penunjang jalan tersebut karena campurannya kurang semennya.
“Itu kurang semennya,” ungkap Sutrisno, dengan mimik wajah seakan kecewa.
Saat di tanya kok bisa tahu kalau campuran saat penggarapan kurang semennya, Sutrisno menjawab, “dilihat dari loloannya itu, kalau banyak semennya kan kelihatan, kalau putih seperti itu, semennya kan kurang”, sebutnya.
Selain campuran nya kurang semen, kata Sutrisno, seharusnya kalau penunjang jalan itu musti pakai sekur. “Harus ada sekur penahan, biar kuat”, jelasnya.
Sementara itu, ketua Aliansi Masyarakat Pecinta Lingkungan (Ampel) Lumajang, Arsyad Subekti yang mengaku mendapat laporan dari masyarakat terkait dengan adanya penunjang jalan yang berada di wilayah desa Wonokerto, tersebut telah ambrol. Arsyad Subekti bersama tim nya turun ke lokasi mengadakan kroscek, Rabu (5/1/2021).
“Ya, kami mendapatkan laporan dari masyarakat terkait penunjang jalan provinsi yang longsor,” akunya.
Arsyad menilai, ambrolnya penunjang jalan tersebut diduga karena human eror (faktor kesalahan manusia).
Menurutnya, kesalahannya yaitu kualitas pembangunannya diduga tidak sesuai dengan standar teknis nasional atau SNI nasional. “Kalau kita lihat dari protolannya ambrolnya penunjang jalan itu, kayaknya campuran semennya itu kurang,” kata Arsyad.
Yang kedua, lanjut Arsyad, bangunan tersebut dibangun tanpa ada satu sekurpun. Bangunan penunjang atau pelengsengan yang tingginya lebih dari satu meter itu, seharusnya menggunakan sekur. Disini kami tidak menemukan sekur sama sekali,” terang Arsyad dengan mimik wajah serius.
Selain itu, kata Arsyad, pihaknya menduga longsor tersebut, selain dari tidak adanya sekur dan kualitas bangunan, juga disebabkan oleh adanya normalisasi aliran sungai gubuk Domas, yang dilakukan oleh dinas PUPR melalui pelaksana CV naga berlian beberapa bulan yang lalu. “ini kayaknya normalisasi nya terlalu dalam, sehinnga pondasi pelengsengan tersebut menggantung”, terangnya.
Arsyad menduga, longsornya bangunan plengsengan tersebut karena tiga hal.
“Ya, kayaknya penyebab ambrolnya bangunan penunjang jalan di jalan provinsi ini, karena tiga hal itu”, jelasnya.
Arsyad berharap agar dinas terkait segera melakukan perbaikan plengsengan tersebut.
“Dari temuan ini, kami berharap kepada dinas terkait agar segera melakukan perbaikan, karena kami sudah melihat, ambrolnya penyangga ini juga disertai adanya ambrolnya bahu jalan”, ungkapnya.
Lanjut Arsyad, kayaknya antara bahu jalan dengan aspal hanya tinggal satu meter. Ini kalau terjadi hujan lebat, longsor, bisa jadi mengikis jalan aspal provinsi ini. “Sehingga kami berharap agar ini secepatnya ditangani, agar kerusakan jalan tidak terjadi, dan bahu jalan ini segera diurug lagi,” pinta Arsyad Subekti.
Sementara itu, pihak pengawas dinas UPT bina marga jalan provinsi jalur Lumajang – batas kabupaten Jember, Atim saat di konfirmasi sidikkasus.co.id, Rabu (5/1) melalui sambungan satelitnya enggan memberikan komentar.
Pantauan sidikkasus.co.id dilokasi, plengsengan (penunjang jalan) yang anjlok, panjangnya kurang lebih 15 (lima belas) meteran. Dan perlu penangan segera, karena jarak antara penunjang jalan yang longsor dengan jalan hanya sekitar satu meteran.
Hingga berita ini dinaikkan/ ditayangkan, belum ada respon dari pihak pihak terkait, dan berita akan diverifikasi lebih lanjut. (Riaman)
Reporter: Biro Lumajang
Komentar