Tanam Pohon di Puncak Nanga-nanga, Gelora Sultra Serukan Perang Terhadap Perubahan Iklim

Berita Sidikkasus.co.id

KENDARI – Perubahan iklim meningkatkan bencana Hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung dan gelombang pasang.

Perubahan iklim semakin hari kian menunjukkan dampaknya. Suhu rata-rata bumi yang semakin naik menyebabkan banyak kerusakan pada alam, termasuk semakin tingginya permukaan air laut.

Penyebab utamanya yakni, penebangan hutan secara terus menerus. Penebangan hutan merupakan penyumbang utama perubahan iklim. Penebangan dilakukan dengan cara melakukan penebangan hutan, sehingga tanahnya dapat dialihfungsikan untuk kegunaan bukan hutan seperti pertanian, penternakan, atau kawasan bandar. Perubahan penggunaan tanah, terutama dalam bentuk penebangan, ialah sumber pemanasan global, pelepasan karbon dioksida atmosfera terbesar kedua, selepas pembakaran bahan api fosil.

Bertepatan dengan peringatan hari penanaman pohon sedunia yang jatuh pada 28 November setiap tahunnya. Partai Gelora Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan gerakan penanaman pohon.

Partai Gelora sendiri sudah melaunching gerakan menanam 10 juta pohon hingga 2023 mendatang.

Sekertaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gelora Sultra, Hermawan Lambotoe, mengungkapkan, Partai Gelora sangat konsen terhadap isu perubahan iklim. Karena itu, Gelora Sultra bertekad untuk menanam pohon sekira 200 ribu pohon hingga 2023 mendatang.

“Jumlah desa di Sultra sekira 2.292. Kalau satu desa menanam 100 pohon. Maka Sultra ini akan menjadi penyubang terbesar tersedianya oksigen,”ungkapnya.

Hermawan juga menyampaikan, alasan mengapa penanaman pohon dilakukan di puncak Nanga-nanga Kota Kendari yakni untuk melihat secara jelas bagaimana tofografi Kota Kendari.

Dari atas puncak, Gelora Sultra mengajak seluruh masyarakat Sultra untuk menyatakan perang terhadap perubahan iklim.

“Kita semua harus bersama-sama memerangi perubahan iklim. Masyarakat Sultra stop melakukan penebangan pohon secara liar,”paparnya.

Apalagi, jika melihat wilayah Sultra yang penuh dengan aktivitas pertambangan. Maka sudah sepatutnya gerakan menanam pohon harus jadi gerakan bersama-sama.

Reporter; Iswan Safar

Komentar