Sidoarjo, jejakkasusnews.co.id
Pelestarian seni dan budaya tidak lepas dari adanya sarana dan prasarana yang memadai, diantaranya adalah sarana Gedung yang nantinya akan menjadi pusat tempat berkumpulnya para seniman dan budayawan dalam berkreasi dan memamerkan hasil karyanya. Selain itu, adanya Gedung Budaya juga akan menjadi laboratorium pusat kebudayaan sekaligus pusat pelestarian seni tradisional lokal kabupaten Sidoarjo.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin usai membuka Rapat Kerja Dewan Kesenian Sidoarjo (DKS) di Hotel Edotel, SMKN 1 Buduran, Jum’at (23/8).
Raker DKS dengan mengambil tema “Membangun Insan Seni Yang Kreatif, Inovatif dan Profesional” tersebut dihadiri puluhan seniman dan budayawan yang tergabung dalam DKS.
Seperti pertunjukan seni drama ludruk, ujar Cak Nur sapaan akrab Wabup Nur Ahmad Syaifuddin, tanpa adanya dukungan infrastruktur pementasan seni ludruk tidak bisa berjalan.
Di era sekarang ini, kearifan budaya lokal sudah mulai punah. Banyak faktor yang menjadikan kesenian dan budaya lokal tidak lagi diminati masyarakat. “Ini menjadi tanggung jawab kita bersama baik pemerintah maupun pengurus dewan kesenian Sidoarjo, dibutuhkan sinergitas dari berbagai pihak”, ujar Cak Nur.
Wabup Cak Nur minta agar DKS membuat terobosan dalam membuat program-program kerja di tahun 2020 nanti. Bisa menjawab tantangan, diantaranya bagaimana membuat program yang bisa membuat masyarakat sadar akan pentingnya menjaga warisan budaya dan lebih mencintai lagi seni.
“Hidup tanpa jiwa seni sepertinya kurang humanis”, kata Cak Nur.
Hal yang sama disampaikan Ketua DPRD Sementara, Usman mendorong DKS agar lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengangkat kegiatan seni dan budaya lokal. Legislatif mendukung apa yang selama ini dikerjakan oleh DKS, dukungan DPRD bisa dilihat dari persetujuan dana kegiatan yang diajukan oleh DKS untuk kegiatan tahun 2020.
Usman setuju bila Sidoarjo memiliki Gedung Budaya yang akan menjadi pusat pengembangan seni dan kebudayaan. Gedung yang nantinya bisa menjadi ikon budaya di kota udang tersebut bisa dimasukkan dalam RPJMD oleh bupati terpilih nanti, ujarnya.
Usman yang pernah menjabat ketua komisi D yang membidangi kebudayaan ini melihat bahwa Sidoarjo saat ini memang belum punya Gedung Budaya sebagai pusat mempertahankan kearifan lokal, tempat kreativitas bagi para seniman dan budayawan. (Ron).
Komentar