Seorang Netizen: Balada Penjilat Mendukung “Pencuri”

Berita Sidikkasus.co.id

TALIABU | Bangga sebagai “penjilat” penguasa. Puncak narasi tertingginya adalah yang paling banyak pujiannya dan paling licin jilatannya kepada penguasa.

Lembaga pengawasan resmi (DPRD) yang diberi wewenang UU dan Peraturan, karena menjalankan fungsinya sesuai UU diprotes oleh para penjilat penguasa.

Para pembuat UU, bahkan UUD pasti paham bahwa penguasa itu harus diawasi, karena penguasa mempunyai kecenderungan untuk korup.

Korupsi pada kekuasaan lah yang paling berbahaya. “Mengawasi penguasa adalah tradisi demokrasi yang paling genuin.” tulis seorang Netizen diakun Waode Naimu.

Tidak hanya itu, kata Netizen, Ini malah mereka ingin agar pemerintah tidak diawasi. Diawasi saja, pemerintah masih mengubah APBD yang telah disepakati bersama DPRD secara subtansial, karena jumlahnya yang signifikan.

Bahkan memuncul wacana bahwa itu boleh-boleh saja, demi untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat yang mana?

Dalam negara hukum seperti indonesia, kepentingan rakyat harus diselenggarakan sesuai aturan hukum.

Mencuri tetap tidak dibenarkan sekalipun atas nama rakyat. Apalagi hanya “atas nama”. Bahkan jika sebagian besar rakyat menghendaki mencuri, maka satu orang yang tidak mau mencuri, maka yang benar itu adalah yang satu orang itu. Bukan pencuri yang disetujui banyak orang itu.

“Karena itu, hentikan upayamu untuk menarik simpati rakyat banyak, jika niatmu hanya untuk mencuri (melanggar hukum). Karena kamu adalah pencuri yang melanggar UU.” Ungkapnya. Rabu ( 20/9/2023).

*BUPATI PENIPU*

Sejak tahun pertama kau berkuasa, kelesuan ekonomi sudah di rasakan masyarakat. Tapi orang masih percaya bahwa kau bisa mengatasinya dgn janji.

Kini periode tinggal terhitung bulan, justru bukan solusi yang ditunjukan, tapi keserakahan campur Penipuan yang makin menjadi.

“Ketawamu makin kencang disaat masyarakat menangis…….. Kerakusanmu makin menjadi, disaat masyarakat kelaparan.” tulis seorang Netizen.

Masih dia, Kami kira dengan meletakan kau di kursi tahta yang mulia, bisa menjadikan dirimu menjadi pemimpin terbaik dari sebelumnya…..Tapi ternyata kau menjelma menjadi penguasa Serakah dan zolim dan Bengis….

“Tak lama lagi kau turun tahta, karena masyarakat tak butuh Pemimpin Penipu.” Cetusnya. ( ***)

Komentar