Santri Pompes At Taubah Lapas Banyuwangi Mulai Sibuk Persiapan Ujian Membaca Alqur,an

BeritaSidikkasus.co.id

BANYUWANGI – Jatim. Para santri yang merupakan warga binaan di Pondok Pesantren (Ponpes) At Taubah yang berada di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi mulai disibukkan dengan persiapan ujian membaca Alquran, Kamis (6/2/2025).

Ujian ini merupakan bagian dari program pembinaan keagamaan yang digalakkan oleh pihak Lapas untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan warga binaan dalam membaca Alquran.

Menjelang ujian yang rencananya akan digelar dalam waktu dekat, para santri terlihat atusias mempersiapkan diri. Mereka rutin mengikuti bimbingan dari pembina maupun dari kalangan para santri yang saling tukar ilmu.

Selain belajar membaca Alquran, para santri juga diajarkan tajwid, tafsir, serta nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam Alquran.

Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menyatakan bahwa program tersebut merupakan upaya untuk memberikan pembinaan rohani kepada para warga binaan.

“Kami berharap, melalui program ini, para santri tidak hanya mampu membaca Alquran dengan baik, tetapi juga dapat mengamalkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-hari, baik selama di Lapas maupun setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Mukaffi menjelaskan Ponpes At Taubah sendiri telah menjadi wadah bagi para warga binaan Lapas Banyuwangi untuk memperdalam ilmu agama.

“Program ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama setempat, yang turut menyediakan tenaga pengajar dan fasilitas pendukung,” terangnya.

Ujian membaca Alquran ini nantinya akan diikuti oleh puluhan santri yang telah menjalani program pembelajaran selama beberapa bulan. Bagi yang lulus, mereka akan dapat melanjutkan pada tingkat yang lebih tinggi.

“Diharapkan, program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi para santri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi Lapas lainnya untuk terus mengembangkan program pembinaan yang bermanfaat bagi para warga binaan,” pungkasnya.

Pewarta (Heri).

Komentar