MAJALENGKA, (JKN) – Secara umum masalah sanitasi masih menjadi tantangan bagi sekolah di Indonesia. Sanitasi yang baik, di mana salah satu indikatornya adalah toilet yang higienis, sangat mempengaruhi kesehatan dan kemampuan anak untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Beberapa kondisi memprihatinkan yang sering dijumpai pada toilet sekolah antara lain jumlah toilet yang yang tidak mencukupi sesuai dengan jumlah murid di sekolah, tidak tersedianya air bersih dalam jumlah yang cukup, berbau dan dapat dijamah oleh serangga.
Toilet sekolah adalah kebutuhan mutlak yang harus diperhatikan, agar ketika mau buang air besar /air kecil, jangan sampai mengantri atau mungkin menahannya, karena hal itu bisa berdampak pada kesehatan. Salah satu contoh Sekolah Dasar Negeri yang memiliki toilet yang tidak memadai yakni, SDN BUAHKAPAS Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka dan konon menurut salah satu guru yang mengaku bernama Suherman, siswa/siswi kami harus menuju toilet rumah warga atau Masjid untuk buang air besar/kecil.
Didi Kusnadi SPd selaku Kepala Sekolah SDN tersebut saat ditemui JKN mengatakan, tidak memadainya toilet menjadi problem di sekolah kami, semua toilet di SD kami tidak berfungsi. SDN BUAHKAPAS cukup memiliki 4 toilet yang memadai, 2 toilet untuk anak perempuan, 2 toilet untuk anak laki-laki, serta untuk guru cukup tambah 1 toilet, yang penting toilet semuanya memadai dan bisa berfungsi seperti di sekolah – sekolah lain. “keluh Didi.
Dirinya berharap, semoga pemerintah melalui bidang Sarana dan Prasarana (SARPRAS) Dinas Pendidikan kabupaten Majalengka, akan memperhatikan kondisi sanitasi di sekolah kami. Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Aminudin saat ditemui JKN Senin, 8/10/18 mengatakan, dalam rangka pemenuhan standar sarana dan prasarana sekolah, tentunya kami dari bidang Sarpras akan selalu memperhatikan dan mengupayakan apapun kebutuhan di sekolah, terlebih masalah sanitasi karena sangat penting.
Tahun 2018 Disdik Kabupaten Majalengka punya program Rehabilitasi jamban sebanyak 102 dan program pembangunan jamban sebanyak 11, alhamdulillah semuanya telah di kerjakan. Kalau memang toilet/jamban SDN BUAHKAPAS tidak memadai, silahkan mengusulkan ke Disdik Kabupaten Majalengka melalui proposal, mudah -mudahan masuk di dapodiknya, sehingga di tahun 2019 SDN BUAHKAPAS mendapat bantuan Rehabilitasi jamban.
Menurut pemerhati Pendidikan sekaligus mantan pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Dr. Endi Rochaendi M.Pd, sangat prihatin mendengar informasi perihal tidak berfungsinya toilet SDN Buah Kapas hingga siswa/siswinya harus menuju toilet rumah warga atau Masjid untuk buang air besar/kecil. Menurutnya, ternyata kondisi prasarana pendidikan khususnya di jenjang Sekolah Dasar pada saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Prasarana pendidikan yang tersedia belum sepenuhnya dapat menunjang proses pembelajaran yang nyaman dan aman, sehingga lebih jauhnya pencapaian mutu layanan pendidikan masih memerlukan banyak usaha dalam mewujudkannya. Ditambahkannya, Manajemen Berbasis Sekolah belum sepenuhnya dilaksanakan oleh sekolah, serta peranan dan fungsi Komite Sekolah tidak di Explore sebagaimana mestinya. Seharusnya dengan kasus-kasus kecil seperti itu tidak harus menunggu bantuan keuangan dari APBN/APBD, melainkan sekolah dan komite sekolah mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan.
Keterlibatan seluruh masyarakat bisa dijadikan solusi pertama untuk menyelesaikan kasus di atas yang di inisiasi oleh komite sekolah. Tingkat ketergantungan sekolah terhadap bantuan keuangan dari APBN/APBD sangat besar sampai tingkat kerusakan yang paling kecil sekalipun. Jarang sekali ada prakarsa dari pihak sekolah untuk memperbaiki kerusakan seperti itu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, “pungkas pria yang baru menyelesaikan gelar Doktoral (yana)
Komentar