Berita,Sidikkasus.co.id
Petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) menderita kerugian hingga 50 persen akibat anjloknya harga cabai.
Petani mencurigai hal itu terjadi lantaran ada permainan harga oleh spekulan karena memanfaatkan situasi di tengah pandemik korona guna menumpuk keuntungan pribadi.
Sar, 42, salah seorang petani di Desa Muara Batun, Kecamatan Kecamatan Jejawi, menyebutkan, saat ini cabai rawit merah dari petani hanya dihargai Rp 9000 per kilogram (kg), cabai keriting merah di kisaran Rp 8000-8500 per kg.
Cabai merah besar ditawarkan dengan harga Rp 8000 per kg, serta cabai keriting hijau terjual Rp 4500 per kg.
Kondisi harga ini sangat timpang dibanding sekitar satu bulan sebelumnya. Ketika itu di tingkatan petani, cabai dihargai Rp 35 ribu per kg. Cabai keriting merah terjual Rp 25 ribu per kg, cabai keriting hijau laku Rp 16 ribu per kg, dan cabai besar merah ditawar Rp 12 ribu per kg.
“Kami curiga ada permainan harga. Soalnya dari sisi kualitas, hasil panen kali ini cenderung sangat bagus,” ujar Sar, Senin (11/5/2020).
Ia mengatakan, biasanya memasuki bulan puasa Ramadhan, harga cabai cenderung tinggi, akan terus mengalami kenaikan hingga lebaran.
Bahkan harga cabai saat ini pun sangat jauh dari harga normal setiap kali panen raya, dimana cabai keriting merah sekitar Rp 25 ribu per kg dan cabai sret bisa mencapai Rp 35 ribu per kg di tingkat petani.
Sar menanam sekitar 15 ribu pohon cabai. Setelah berumur 95 hari, cabai dipanen dalam 20 hingga 30 kali petik.
Hingga saat ini, ia sudah melakukan 15 kali petik. Padahal untuk biaya tanam hingga panen memerlukan sekitar Rp 8 juta per 1000 pohon cabai. Karena kondisi harga cabai jatuh.
“Tentu saja kami rugi kalau harga cabai sampai di bawah Rp 10 ribu per kg. Normalnya harga cabai Rp 20 ribu per kg baru bisa untung,” tambahnya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia Adenia, menyebutkan, luas areal tanaman cabai rawit di Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai ratusan hektar. Sedangkan luas areal tanaman cabai besar mencapai puluhan hektar. Memasuki panen cabai saat ini, dari dua jenis cabai tersebut, telah menghasilkan lebih dari 1000 ton cabai.
Menurut Adenia, produksi masih akan terus berlanjut hingga akhir Mei, dengan volume panen diperkirakan mencapai sekitar 1000 ton per minggu.
“Saya berharap ada kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir agar mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk membeli cabai, untuk bisa membantu petani,” kata Adenia. (Adeni Andriadi)
Komentar