MALUKU UTARA – JKN.
Sebanyak 59 orang tenaga kontrak Rumah Sakit Umum (RSU) Sofifi di Pecat tanpa alasan yang jelas. Bahkan, lebih parahnya lagi pemecatan yang di lakukan tampa membayar gaji mereka yang dimulai dari Januari di tahun 2019 sampai sekarang, kami juga di usir keluar dari Asrama yang di sediakan oleh rumah sakit untuk tempat tinggal kami selama ini, sebelum besoknya surat pemecatan itu diterbitkan. Hal ini di ungkapa Kordinator Aksi yang merupakan pegawai honorer yang bekerja di RSU Sofifi Dr. Fatir M. Natsir saat di melaksanakan aksi didepan kantor Gubernur Provinsi Maluku Utara,
Jl. Trans Halmahera, Gosale Puncak, Sofifi. Selasa, (14/5).
Selain itu, masa aksi yang datang dengan spanduk yang dipegang dengan menuntut “Turunkan Direktur RSU Sofifi.”
Kata Dr. Fatir M. Natsir, untuk tenaga kerja semuanya ada 70 orang, namun yang di pecat semuanya sebayak 59 orang tenaga kontrak dan 11 orang masih lanjut dipakai untuk bekerja,”ucapnya.
“Dia sudah memecat dua orang Dokter dan tambah saya (Red Fatir M. Natsir) jadi semuanya yang di pecat menjadi tiga orang, padahal saya tidak punya kesalahan apa-apa,”ungkapnya.
Menurutnya, untuk masalah ini tidak ada hubungannya dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), melainkan ini adalah masalah internal kami, dan ini tidak ada kaitannya Profesi. Bahkan ia juga mengungkapkan bahwa dia sendiri adalah sekertaris IDI wilayah Maluku Utara.
“Jadi masalah ini tidak mungkin harus di bawa ke masala Dokter (Profesi) karena masalah ini adalah masalah Birokrasi dan masalah tenaga kerja bukaan masala Dokter”,ungkapnya.
Berikut ini adalah jumlah untuk pemecatan 59 orang tengah kontrak ini terdiri dari tengaga Cleaning Servis sebanyak 5 orang, Bidan 5 orang, Dokter 1 orang
Perawat 12 orang, Farmasi 1 orang, Analis 2 orang, Sekuriti 3 orang, bagian dapur (koki) 2 orang, londri 1 orang, rekamenik 1 orang.
Untuk tuntutan kami hari ini yaitu, kami ingin gaji kami di bayar, hal ini sangat di sayangkan karen mengapa gaji kami belum dibayar kami sudah di pecat, dan yang kedua ketika saya komunikasikan dengan pengurus rumah sakit tetapi mereka sepertinya tidak menghiraukan apa yang di pertanyakan.
Selain itu, bagi kami pemecatan yang di lakukan ini sebenarnya kami teraniaya karen dipecat mengakibatkan kami tidak punya pekerjaan.
“Saya berharap kepada pemerintah untuk dapat menjamin kami semua punya masa depan pekerjaan, minimalnya memberikan kami kuota kerja di mana baik itu di rumah sakit jiwa atau dimana asalkan kami dapat bekerja, karena niat kami adalah untuk membesarkan kota Sofifi, jadi tolong kalu mau untuk mempekerjakan kami diharapkan jangan keluar dari Kota Sofifi,”pintanya.
“Jika aksi yang dilakukan hari ini tidak di tanggapi dalam 1 kali 24 jam maka kami akan datangkan 3 truk dengan masa aksi yang lebih banyak laig besok”, tegasnya saat menyampaikan orasi singkatnya.
Sampai berita ini diterbitkan oleh Jurnalis Jejakkasusnews pihak direktur belum dapat dikonfirmasi.
(Adi Tiakoly)
Komentar