Berita Sidik Kasus.co.id
OKI – Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Sumsel) sangat merindukan kondisi Sungai Komering seperti dulu.
Sungai Komering dahulu bukan saja sebagai ruang untuk air mengalir dari wilayah Ogan menuju ke Srinanti. Namun menyimpan sejuta pontensi jika dikelola dengan baik.
Hal itu terungkap dalam diskusi santai bertajuk “Mengali Potensi Sungai Ogan Komering Ilir”, Selasa, (13/10), di Kota Kayuagung.
Turut hadir, Kepala Perwakilan Sidikkasus.co.id Sumatera Selatan, Kepala Biro Sidikkasus.co.id Kabupaten OKI, dan sejumlah wartawan.
“Pada diskusi hari ini, kami mencoba mengali potensi Sungai Komering sebagai wisata alam dan membedahnya dari sudut pandang budaya serta sejarah,” ujar Adeni Andriadi Kepala Perwakilan Sidikkasus.co.id Sumatera Selatan selaku inisiator dalam acara tersebut saat ditemui di Kota Kayuagung, Selasa (13/10).
Tokoh masyarakat asli Kota Kayuagung, Tarmizi bin H. Mahad Umar, saat diwawancarai oleh wartawan mengatakan.
“Sejarah Sungai Komering dan masa keemasannya menjadi objek vital bagi masyarakat Sumatera Selatan khususnya masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir. Mereka mengais rezeki di Sungai Komering pada masa itu.
“Sungai Komering memang pernah menjadi primadona, menjadi produk ekonomi bagi masyarakat. Pada masa penjajahan Belanda, Sungai Komering merupakan jalur transportasi sekaligus sebagai sumber mata pencaharian. Ada banyak masyarakat yang membutuhkan Sungai Komering,” kata Tarmizi bin H Mahad Umar yang biasa disapa Pak Tar.
Pak Tar menganologikan Sungai Komering sebagai gadis cantik yang seksi jika didandani. Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, harus peka untuk menjadikan Sungai Komering sebagai objek wisata.
“Masyarakat harus dilibatkan dalam sisi pengembangan pariwisata di Sungai Komering. Sungai Komering harus dilestarikan dan dipromosikan tapi dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.
“Pemerintah harus memperhatikan lingkungan sebagai upaya untuk membangun sekaligus menjaga ekosistem. Alam akan melakukan koreksi, jika pengerusakan terus terjadi,” jelasnya.
(Tim)
Komentar