Berita Sidik Kasus.co.id
BANYUWANGI ~ Kasus Kematian 23.000 ayam petelur milik PT Joint Nuoriwel yang beralamat di Dusun Barurejo, Desa Kalibarumanis, Kabupaten Banyuwangi, yang sempat menghebohkan warga setempat, bukan karena penyakit flu burung, tetapi akibat kelalaian karyawan kandang yang tidak menyalakan blower atau kipas sirkulasi pengatur suhu udara (human error ), sehingga suhu di dalam kandang meningkat ( panas ).
Hal tersebut disampaikan Mr. Kim owner PT Join Nuoriwel, dalam klarifikasi di hadapan sejumlah tokoh masyarakat setempat, Kepala Desa Kalibarumanis, pihak Kepolisian dari Polsek Kalibaru , Babinsa Kalibarumanis, Kepala Dusun, perwakilan warga, dan sejumlah awak media.
Ribuan ayam petelur milik PT Join Nouriwel mati karena faktor kelalaian karyawan
” Penyebab kematian ayam-ayam kami karena murni kesalahan manunisa ( human error ) bukan karena penyakit ataupun virus. Dalam hal ini bisa dibuktikan baik dari data perawatan kami maupun sampel dari ayam yang mati,” kata Mr. Kim, Minggu (15/12/2019).
Terkait kejadian ini, pihak PT. Join Nuoriwel berharap semua pihak agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu-isu yang tidak proporsional, yang bisa menimbulkan kegaduhan dan fitnah.
Hal Senada, disampaikan Babinsa Babinsa Ds. Kalibarumanis Serka Zulkifli Lubis yang turut hadir dalam pertemuan klarifikasi tersebut.
Zulkifli mengajak masyarakat agar masyarakat bisa menerima penjelasan langsung dari pihak-pihak yang berkompeten terkait matinya ribuan ayam petelur milik PT. Join Nuoriwel tersebut.
” Dengan adanya kejadian ini untuk janganlah menyampaikan kepada warga masyarakat sebelum ada keterangan dan penjelasan dari perusahaan terkait matinya 23 ribu ekor ayam biar nantinya tidak timbul isu isu dan fitnah,” ucapnya.
Terkait kematian 23 ribu ayam petelur tersebut, PT Join Nuoriwel mengaku, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 wib dini hari, Sabtu (15/12/2019).
Ayam yang mati tersebut merupakan ayam produktif berbobot per ekor lebih kurang 2,5 kilogram, serta sedang menghasilkan telor dan diperkirakan 5 ( lima ) bulan kemudian akan masa afkir/tidak produktif.
Lanjutnya, untuk masalah bangkai ayam, pihak PT Join Nuoriwel akan melakukan pengamanan dengan cara mengubur di dalam area kandang dengan kedalaman 1,5 meter dan di atasnya nanti akan ditanami dengan tumbuh-tumbuhan.
” Dengan ini disampaikan kepada hadirin dan masyarakat, bahwa penyebab kematian ayam- ayam kami karena murni kesalahan manusia ( human error ) bukan karena penyakit ataupun virus. Dalan hal ini bisa dibuktikan baik dari data perawatan kami maupun sampel dari ayam yang mati,” tutur Kim.
Akibat peristiwa ini, pihak PT Join Nuoriwel mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 1,5 milyar rupiah.
Dalam kesempatan itu pula, Nanang dari pihak Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Banyuwangi mengatakan, kematian ayam-ayam petelur ini jika dilihat dari kondisi bangkai ayam, bukan karena penyakit ataupun virus.
” Melihat kondisi bangkai ayam sepertinya memang mati bukan karena penyakit ataupun virus, namun dalam hal ini pihak Dinkes akan mengambil sampel dari bangkai ayam guna diteliti lebih lanjut. Insha Alloh hari Senin besok kita hadir kembali bersama Tim Dinas Kesehatan guna tindak lanjut terkait peristiwa kematian ribuan ayam ini,” kata Nanang.
Hadir dalam pertemuan klalrifikasi tersebut, Kades Kalibarumanis Andrian Bayu Donata, SH, pihak Dinas Kesehatan Hewan Nanang, Babinsa Desa Kalibarumanis Serka Zukifli Lubis, Unit IK Sek. Kalibaru, Kadus Barurejo Fauzi, perwakilan warga, dan rekan-rekan media.
(IKHSAN/YATI )
Komentar