Ratusan Pesantren di Sumsel Tak Sesuai Standar WHO

Berita sidikkasus.co.id

SUMSEL – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia Adenia meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk memberikan perhatian khusus terhadap kondisi ratusan pondok pesantren (ponpes) di Sumatera Selatan sebelum menerapkan new normal atau tatanan baru.

“Kurang lebih ada ratusan pondok pesantren dengan di Sumatera Selatan dengan kondisi sarana prasarananya yang belum memenuhi standar kesehatan terlebih mengikuti protokol covid-19 yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organization),” ungkap Adenia dalam keterangan resminya, Kamis (28/5).

Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru diminta untuk mengalihkan anggaran atau refocusing dana untuk perbaikan kondisi ratusan ponpes tersebut.

Hal ini, kata Adenia, untuk memastikan tidak adanya klaster baru penyebarluasan covid-19 di ponpes di seluruh Sumatera barat yang akan memasuki kondisi new normal.

“Pemerentah Provinsi Sumatera Selatan harus memfasilitasi PCR test dan swab test secara massal untuk seluruh kiai dan santri, penyediaan sarana dan prasarana belajar yang memenuhi standar new normal,” jelas Adenia.

Selain itu, dia meminta Pemprov Sumsel untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi pesantren untuk santri yang kembali ke pondok.

Kakanwil Kementrian Agama Sumatera Selatan serta Pemprov Sumsel, menurutnya, seharusnya bisa memfasilitasi pusat kesehatan ponpes dengan tenaga dan alat medis yang memadai.

Selain itu, juga fasilitas wastafel portable, penyemprotan disinfektan, masker, hand sanitizer, dan sarana MCK yang memenuhi standar protokol kesehatan covid-19.

“Insyaallah apabila bantuan kebutuhan tersebut dapat direalisasikan oleh Pemprov Sumsel maka proses belajar dan mengajar akan berjalan sebagaimana mestinya.

Lalu, kekhawatiran wali santri akan kesehatan anak-anaknya dapat teratasi,” pungkas Adenia.

Tim Sidik Kasus Sumatera Selatan

Komentar