PT. MUSI HUTAN PERSADA, LAKSANA AGRESSOR PENGHISAP DARAH RAKYAT

LAHAT,  – Permasalahan kasus lahan antara warga dengan Perusahaan Pabrik kertas (Pulp and Paper) PT Musi Hutan Persada (MHP) belum juga ada titik terang.

Lahan yang seluas 164 hektar yang berlokasi di Desa Arahan dan Gedung Agung Kecamatan Merapi Timur diduga sudah digusur oleh PT MHP untuk di jadikan lahan tanam pohon akasia sejak beberapa tahun yang lalu. Namun lahan tersebut sampai saat ini belum juga ada pembebasan oleh PT MHP. Warga yang merasa lahannya dirampas PT MHP mulai mengajukan penuntutan.

” Lahan kami seluas 164 H sudah dirampas PT MHP untuk dijadikan tanaman kertas, belum ada ganti ruginya, Kami minta PT MHP bertanggung jawab, kami sanfat dirugikan oleh kesewenang wenangan PT MHP, kami meminta keadilan ” Ujar Muslim Kamil salah seorang pemilik lahan yang dirampas PT MHP, Jum’at (09/11/2018).

Lanjutnya lagi, sebelumnya kami sedikit lega karena pada Tanggal 04-11-2018, kami bersama warga Gedung Agung dan Arahan yang lahannya dirampas PT MHP sudah menemui Bupati Kabupaten Lahat, Marwan.  Dan waktu itu Pak Bupati Lahat yang di dampingi Asisten 1 Ramzi menerima kunjungan kami di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut, Bupati Lahat menjanjikan akan mempasilitasi pertemuan kami dengan PT MHP pada Tanggal 08/11/2018. Tutur Muslim.

Masih cerita Muslim, pada Kamis (08/11/2018) kami kembali lagi mendatangi Bupati Kabupaten Lahat untuk menagih janjinya mempertemukan kami dengan PT MHP. Namun kenyataannya Bupati Lahat, Pak Marwan tidak ada dikantornya, kami merasa sangat dipermainkan. Keluh Muslim.

” Kami yang sudah nyampai ke Kantor Bupati Lahat mencoba berkoordinasi dengan Assisten 1. Ironisnya lagi waktu kami menemui Assisten 1 Pak Ramzi mala kembali di melempar kami seperti bola. Kami disuruh menemui Kepala Dinas PUPR bagian pertanahan, karena kata Assisten 1 merekalah yang berhak untuk memanggil PT MHP “Jelas Muslim.

” Merasa dilempar sana sini seperti bola, terang saja warga merasa sangat kecewa dengan cara yang dilakukan Pemkab Lahat dalam menyelesaikan sengketa lahan ini ” Imbuh Muslim.

Buntutnya, karena sangat kecewa atas ingkar janjinya Bupati Kabupaten Lahat, sempat terjadi insiden. Salah satu warga yang bernama Ramli emosi, mengamuk di Pemkab Lahat. Kejadian ini sangat kami sesalkan, kami tidak menginginkan hal ini terjadi kalau Bupati Lahat tidak komitmen dengan janjinya, masalah ini dibuat berbelit belit, ada indikasi apa ini ” Pungkas Muslim.

Sementara itu, Yanes Yosua Frans Ketua umum ormas Wira Lentera Jiwa (WLJ) yang mendampingi dua desa waktu diwawancarai portal ini mengatakan, dia meminta Pemkab Lahat agar cepat menyelesaikan masalah ini jangan dibiar tidak berlarut larut.

” Saya berharap Bupati Lahat dapat serius menyelesaikan kasus ini, jangan dibiarkan berlarut larut. Jangan sampai ada pihak pihak yang merasa sangat dirugikan. ” Harap Yanes.( Adit)

Komentar