Berita: sidikkasus.co.id
JEMBER, – Proyek rehabilitasi irigasi Dl Kembar di Kecamatan Kalisat senilai hampir 3 miliar diduga pihak Kontraktor abaikan Keselamatan Kerja (K3), pasalnya di lokasi terlihat beberapa pekerja proyek terlihat tidak memakai peralatan keselamatan kerja. Pekerjaan olahan beton (pasir, semen) diolah secara manual. Temuan ini pada Sabtu, (25/9/2021) pukul 13:50 di utara dan selatan jembatan di Jalan Raya perbatasan Desa Sumberjeruk dengan Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat.
Pasalnya Kontraktor diduga tidak mengindahkan keselamatan para pekerja.Yang mana Setiap pekerja mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Dari pantauan media ini terlihat Satu unit molen tanpa diesel diletakkan begitu satu di pinggir irigasi di dekat jembatan yang menghubungkan Desa Sumberjeruk dengan Desa Glagahwero. Di sisi selatan di pinggir barat jembatan ada sebuah warung. Molen tidak bisa dipakai alias tanpa ada mesin penggerak (diesel).
Nampak sebelah utara ada 4 orang pekerja sedang mengerjakan plengsengan irigasi Sungai Bondoyudo dari Dl Kembar. Mereka tidak menggunakan molen untuk mengaduk luluh (campuran semen dan pasir) sebagai olahan bahan bangunan. Mereka mengaduk manual menggunakan cangkul. Pakaian-nya pun ala kadarnya, tidak menunjukkan kalau yang sedang dikerjakan bernilai miliaran rupiah uang negara. Tidak ada yang memakai sepatu boot seperti layaknya pekerja proyek. Apalagi helm pelindung kepala dan sarung tangan. Kontradiktif sekali sebab dipinggir jalan dipasang pengumuman yang berbunyi “Utamakan keselamatan, gunakan alat-alat yang sesuai” di bawahnya ada gambar helm, sepatu boot, sarung tangan dan masker.
Pemandangan di sisi selatan jembatan tidak jauh berbeda. Ada sekitar 6 hingga 8 orang pekerja sedang membuat galian di pinggir sungai buat pondasi. Sebagian besar sibuk membabat pohon bambu yang tumbuh melebar ke sungai. Kondisi para pekerja sama seperti yang di sisi utara, tidak ada yang memakai alat-alat kelengkapan proyek. Salah satu dari mereka nyelutuk, “Bos mana rokoknya?”
Sebelumnya di titik Desa Kalisat pekerja memakai rompi bertuliskan PUPR. Nampak mereka sedang memasang batu kali dibuat plengsengan irigasi. Ketika ditanya mana kepala pelaksana mereka tidak tahu. Kepala pelaksana inisial D tidak nampak sejak awal media menyisir dari Dl Kembar hingga aliran di Desa Sumberjeruk. Di sana tidak molen sama sekali dan pekerja mengaduk secara manual juga.
Hal sama di titik Desa Plalangan. Di pinggir jalan ada timbunan pasir, bahan baku bangunan plengsengan. Ketika didekati ternyata pasirnya bukan pasir kali tapi pasir Gomok yang tidak sesuai spesifikasi proyek karena kadar tanahnya tinggi. Tidak ada pengerjaan di sana.
Awak media berusaha menghubungi pelaksana proyek, inisial D, tetapi tidak ada jawaban. Handphone berdering nada panggil tetapi tidak dijawab.
Sebelumnya ada temuan, pasangan plengsengan nampak menggantung dari permukaan air. Ketika didatangi sudah di kisar atau ada dipembenahan.
Menjadi aneh ketika proyek bernilai miliaran pengerjaannya terkesan asal-asalan. Diduga banyak penyelewengan yang bisa merugikan negara.
Seperti diketahui proyek Dl Kembar dimenangkan oleh CV. Endah Utama yang beralamat di Jalan Raya Bondowoso no.13 Kotakan Situbondo, Jawa Timur. CV Endah memenangkan tender rehabilitasi Dl Kembar Jember untuk tahun anggaran 2021 dari APBD Provinsi Jatim dengan harga penawaran Rp. 2.915.149.155,56 (dua miliar sembilan ratus lima belas juta seratus empat puluh sembilan ribu seratus lima puluh lima koma lima puluh enam rupiah).
Proyek tersebut dibawah pengawasan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Wilayah Sungai Bondoyudo Baru di Lumajang. (Herman)
” Bersambung “
Komentar