Berita Jejakkasusnews.co.id
BANYUWANGI, JKN – Minggu 15 September 2019. Seperti biasa setiap memasuki bulan Muharam warga Desa Alasmalang Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi. Gelar ritual adat yang dikenal dengan sebutan adat ” Kebo – Keboan “. Bukan hal aneh lagi bila setiap digelarnya kegiatan ritual adat ” Kebo – Keboan ” Alasmalang mengundang perhatian masyarakat Banyuwangi pada umumnya.
Keunikan kegiatan adat ritual adat ” Kebo – Keboan ” Alasmalang ternyata mengundang perhatian dari beberapa Kepala Pemerintah Daerah luar Kabupaten Banyuwangi. Tampak kehadiran Pemkab Tapanuli Sumatera, Pemkab Enrekong Sulawesi Selatan, Pemkab Manggatai NTT, Pemkab Ponawe Sulawesi Tenggara, dan para tamu undangan lainnya. Mereka disambut hangat oleh jajaran Bupati dan pejabat teras Pemkab Banyuwangi terkait dan Forpinka Singojuruh.
Mengawali acara ritual pemberian santunan kepada yatim piatu oleh Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas yang diikuti oleh tamu undangan dari beberapa Provinsi. Sebagai penghormatan suguhan tari – tarian daerah sekaligus penanda akan dimulainya acara ritual adat ” Kebo – Keboan “.
Panitia Penyelenggara dalam sambutannya menjelaskan bahwa ritual adat ” Kebo – Keboan ” sudah diaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu. Dan sekarang adalah Generasi yang ke 9 penerus kegiatan ritual adat ” Kebo – Keboan “.Panitia juga apreaiasi terhadap Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang memberikan stimulus. Karena sebelumnya acara ritual yang diadakan dengan sederhana. Sekarang dikemas menjadi sebuah tontonan yang sangat menarik dan menasional.
” Terimakasih bapak Bupati Banyuwangi, kami atas nama Masyarakat adat Kebo – Keboan Alasmalang menyampaikan beribu – ribu terimakasih atas daya dan upaya dalam rangka pemberdayaan masyarakat adat Kebo Keboan Alasmalang”..tuturnya.
Sementara Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas dalam sambutanya menyampakan bahwa kegiatan tersebut murni dari swadaya rakyat. Pemerintah Banyuwangi hadir untuk meminit saja, selibihnya tempat semuanya adalah prakarsa dan ide sekaligus bantuan bantuan yang lahir dari rakyat.
” Oleh karena itu saya menyampaikan terimaksih pada masyarakat, mudah mudahan kedepan acara ini terus kita jaga. Sehingga dengan demikian kami sering menyampaikan bahwa Banyuwangi boleh maju, berkembang dan banyuwangi menjadi sebagian kemajuan dari Indonesia. Tapi kebudayaan kami tidak boleh tergusur oleh kemajuan kemajuan yang insyaalah akan dikembangkan dan akan dicapai oleh Banyuwangi “, ucapnya.
Di lanjut Anas, ” Saya ingat betul ketika bertemu dengan raja – raja Bali, bagaimana Bali bangkit jadi daerah wisata yang hebat. Bali hebat bukan karena mengandalkan infrastruktur atau destinasi alamnya tapi mereka sejak awal menjual Budayanya. Ketika bicara budaya satu daerah dengan daerah yang lain akan berbeda disitulah titik temu keindahan dan kehebatanya memiliki cerita dan ke khasanah masing masing “.
Banyuwangi diberi kesempatan untuk mengeskplor kebudayaan menjadi bagian dari pariwisata.
” Alhamdulillah dari apa yang kita capai Banyuwangi di depan 170 Negara di Prancis di Spanyol, Banyuwangi menjadi juara satu wisata untuk kategori inovasi tingkat Dunia ” lontar Bupati mensyukurinya.
Lanjut kata Bupati Anas, suatu daerah yang tidak nguri – uri budayanya, daerah yang tidak membuat panggung bagi anak anaknya untuk tampil dan bangga akan kebudayaanya. Maka yang seperti itu bersiap siaplah akan digerus oleh kebudayaan asing bahkan budaya yang tidak menguatkan ke Bhinekaan yang ada di tanah leluhur kita.
Usai memnerikan sambutan, Bupati Anas bersama para tamu dari beberapa Pemkab luar daerah ikut serta membunyikan ” klutuk kebo ” ( Kalung Kerbau) sebagai pertanda prosesi ritual dimulai. Di akhir acara Ritual adat ” Kebo – Keboan “, dan ” ider bumi ” dilokasi pendopo Kebo Keboan. Pemerintah Kab.Banyuwangi Bupati Anas lakukan penanda tangananan MOU dengan beberapa Pemkab dari Provinsi lain yang hadir. (Heri).
Komentar