Produksi Tepung Sejak 2016 PT. CAM Diduga Abaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berita : Jejakkasusnews.co.id

ANDOOLO – Perusahaan PT. Cipta Agung Manis (CAM) di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga sampai saat ini masih mengabaikan konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para karyawanya. Padahal perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan tepung tapioka ini telah berjalan selama Empat tahun lamanya.

Salah seorang mantan karyawan PT. CAM “As” menuturkan pernah bekerja selama se tahun tanpa standar yang K3 yang memadai. Ia memilih berhenti bekerja karena merasa tak nyaman dengan kondisi fisiknya jika harus bekerja lebih lama.

“Saya dulu dibagian pengarungan tepung, hari-hari hirup debu tepung, bersama puluhan karyawan lainya,” Kata As, saat diwawancarai melalui via telpon di Andoolo. Jumat (20/9/2019).

“As” bekerja selama se tahun. Selama itu pula dirinya tak pernah diberi pakaian kerja dari perusahaan. Hingga akhirnya ia berhenti pada tahun 2017 lalu.

Saat awak Jejakkasusnews. menyambangi kantor perusahaan itu tampak penjagaan pihak keamanan yang begitu ketat. Salah seorang karyawan PT.CAM yang ditemui enggan menyebut namanya. Meski begitu ia membenarkan terkait isu tak terpenuhinya standar K3 tersebut.

“Ini baju kita seragam dengan karyawan lainya karena kita patungan, makanya bisa kita beli baju safety. Kalau yang lain seperti helm, sepatu, masker , itu juga tidak ada,” Katanya.

Ia menyebut, saat ini total pihak perusahaan memperkerjakan ratusan karyawan, dalam seminggu PT. CAM bisa memproduksi sebanyak Dua kali dengan hasil mencapai 300 ton tepung tapioka.

Hal lain yang diceritakan oleh pria yang telah bekerja sejak awal produksinya PT.CAM itu, tak jarang saat proses pengemasan, tepung sering terkontaminasi dengan keringat karyawan yang kepanasan akibat minimnya pakaian safety.

Sementara itu, pihak direksi perusahaan yang berdiri diatas lahan seluas puluhan hektar itu tak satupun yang bersedia menemui awak media saat dikunjungi, untuk dikonfirmasi terkait masalah ini. Awak mediapun tak di izinkan untuk melihat jalanya proses pengolahan secara langsung.

Reporter: Iswan Safar

Komentar