ProDem Banyuwangi: PilDir Poliwangi Tak Mencerminkan Demokrasi

Oleh : Danu Budiono

Berita Sidikkasus.co.id

BANYUWANGI. Rabu. 15 September 2021. Harapan Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) menjadi perguruan tinggi yang maju, berprestasi, dan mampu menciptakan suasana akademik yang baik, nyaman, serta mencetak lulusan yang kompeten hingga mampu bersaing terciderai. Pasalnya, proses pemilihan direktur (PilDir) Poliwangi 2021-2025 terkesan dipaksakan oleh senat dan tidak mencerminkan demokrasi di dunia kampus.

Aktifis senior Banyuwangi Danu Budiyono angkat bicara, saya mencermati betul setiap proses dan tahapan dalam PiLDir Poliwangi Banyuwangi. Baik dari pemberitaan di media maupun di akun media sosial Poliwangi Itu sendiri.

Menurut saya Permasalahan ini muncul
Ketika Hasil Polling seluruh pegawai Poliwangi berbalik dengan hasil penyaringan bakal calon direktur yang ditetapkan oleh Senat.

Kemudian, Hasil polling bakal calon yang diluar 3 (tiga) besar justru terpilih dalam penyaringan dan penetapan 3 (tiga) bakal calon yang nantinya disampaikan ke kementerian pendidikan.

Meskipun Polling suara bukan penentu keputusan senat, tetapi publik berharap hasilnya tidak jauh dari aspirasi sivitas akademik yang ikut dalam polling suara. Karena semua diumumkan di website dan akun media sosial Poliwangi jadi publik jelas melihatnya juga.

Di sini saya juga melihat senat tidak memiliki dasar standar kriteria yang jelas dalam penyaringan bakal calon direktur. Hanya ditentukan dari hasil voting 14 (empat belas) anggota senat.

“Faktor like and dislike saja sebagai alat bantu voting”

Timbul pertanyaan disini buat apa ada polling jika hasilnya tidak digunakan sama sekali dalam pertimbangan menentukan bakal calon yg ditetapkan, demikian juga buat apa ada penyampain visi misi.

Keanehan inilah menimbulkan persepsi dan praduga negatif oleh publik, ada proses pembunuhan demokrasi di sana.

Jangan salahkan publik, jika beranggapan terjadi transaksi dan kesepakatan di internal anggota senat, apakah itu bagi-bagi jabatan atau mungkin saja nilai finansial.

“Mengingat umumnya hasil penilaian polling atau quick accuony selalu selaras dengan penetapan akhir.
Ini kan terjadi sebaliknya, jadi aneh kan”

Kampus Poliwangi itu dibangun menggunakan uang yang bersumber dari rakyat Banyuwangi sampai menjadi kebanggaan warga Banyuwangi. Walaupun sekarang dibawah Kemendikbud-Ristek.

“Dengan kejadian ini saya berharap pemerintah daerah dan DPRD Banyuwangi tidak tinggal diam dan memanggil sejumlah pihak terkait agar Poliwangi tidak dikotori pengabdi oligarki dan sejenisnya,” ujar Danu aktifis sosial politik banyuwangi.

Pewarta: Tiem Sidikkasus

Komentar