Berita,Sidikkasus.co.id
Sumatera – Kepolisian Daerah Sumatera Selatan mempersiapkan 1500 angotanya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di 10 Kabupaten/Kota di Bumi Sriwijaya.
Meski intensitas hujan masih terbilang cukup tinggi tapi persiapan sedini mungkin sudah dilakukan.
“Untuk mencegah terjadinya karhutla kami siapkan 385 personel dibantu dari polres jajaran. Kalau dibantu personel polres totalnya sekitar 1.500 personel,” kata Kapolda Sumsel, Irjen Eko Indra, Minggu (14/6).
Eko mengatakan, ribuan personel akan disebar di 10 daerah prioritas rawan karhutla. Selain mengantisipasi karhutla, personel jajaran pun harus melakukan edukasi kepada masyarakat.
“Kita mau personel memberikan edukasi kepada masyarakat. Jangan membakar lahan atau kegiatan yang bisa memicu terjadinya karhutla di daerah rawan,” kata Eko.
Terkait 10 daerah rawan semua telah dirilis Siaga Karhutla pada 20 Mei lalu, Eko meminta tim di lapangan lebih bekerja maksimal.
Begitu juga dengan OKU Timur yang baru tahun ini masuk daerah rawan. “OKU Timur tahun ini masuk, ini tentunya juga jadi perhatian sama dengan daerah-daerah lain ya.
Polres-polres di 10 daerah rawan harus siaga, jaga betul-betul sejak dini,” kata Eko.
Berdasarkan catatan Direktorat Kriminal Khusus Polda Sumsel, ada 1.793 hektare lahan terbakar selama 2019.
Dari jumlah itu, 46 orang jadi tersangka dan sisanya satu perusahaan korporasi.
“Semua kasus yang ditangani pada tahun 2019 sudah P21. Termasuk korporasipun sudah,” tegas Eko.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru telah menetapkan status keadaan siaga darurat bencana asap akibat kebakatan hutan dan lahan.
Status tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Sumsel Nomor298/KPTS/BPBD-SS/2020 yang ditandatangani pada 20 Mei 2020.
“Sebagai upaya antisipasi dan mencegah karhutla di Sumsel, kita sudah menetapkan status siaga darurat karhutla di Sumsel.
Status ini ditetapkan hingga 31 Oktober 2020 mendatang,” ujar Herman Deru.
Ia mengatakan, penetapan status ini dilatarbelakangi informasi prakiraan musim kemarau tahun ini yang masuk pada dasarian 3 bulan Mei sampai dasarian 2 bulan Juni.
“Berdasar data BMKG, puncak kemarau diperkirakan dominan terjadi pada September 2020 dengan kondisi udara panas dan kering yang dapat mengakibatkan karhutla,” jelasnya.
Diketahui di wilayah Sumsel ada 10 daerah yang berpotensi terjadi karhutla yakni Kabupaten Ogan Ilir, OKI, OKU Timur, OKU, Muara Enim, PALI, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muratara, dan Kabupaten Musi Rawas.
“Kita telah berkoordinasi dengan instansi terkait yang intinya agardilamukan upaya antisipasi pengendalian karhutla melalui penetapan status ini,” kata Herman Deru.
Pihaknya saat ini sedang membentuk pos komando yang melibatkan perangkat daerah dan insansi terkait sesuai tugas dan fungsinya dalam upayapenanggulangan bencana asap akibat karhutla.
“Masa penetapan status siaga darurat karhutla ini hingga 31 Oktober 2020. Nanti akan dievaluasi jika terjadi perubahan,” tandasnya.
(Tim)
Komentar