Berita Sidikkasus.co.id
LUMAJANG – Debit air di dam Rakinten yang berada di Desa Tukum, kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang Jawa timur (Jatim) dikeluhkan warga petani. Pasalnya, selama musim kemarau saat ini, debit air sangat berkurang.
Berkurangnya debit air tersebut, dikarenakan pintu air yang rusak serta air yang meluber di tempat pembuangannya. Selain itu, juga diduga karena adanya pendangkalan pada dam.
Ketua Himpunan Petani Pengguna Air (HIPPA) Wilayah desa Denok, kecamatan Lumajang kota, Jainudin kepada sidikkasus.co.id mengungkapkan, bahwa berkurangnya debit air di dam Rakinten tersebut dikarenakan adanya pintu air dam nya yang rusak serta banyaknya air yang meluber ke cek dam, dan diduga adanya pendangkalan pada dam.
“Saya sangat berharap kepada pemerintah daerah, agar pintu air di pembuangan itu segera di benahi, dan saya berharap agar dadakan normalisasi” pinta Jainudin, dengan mimik wajah penuh harap, Selasa (8/9/2021).
Selain itu, kata Jainudin, para Tuwowo di dua desa, yaitu desa Denok dan Desa Wonokerto sudah berupaya untuk menutup pintu air di pembuangan yang sudah banyak bocornya tersebut dengan berbagai cara, serta berupaya mengkisdam luberan air dengan sak yang di isi tanah.
“Tapi masih ada tangan jail yang menjebol kisdam dan sumpalan itu”, keluh Jainudin, dengan mimik wajah lesu.
Jainudin juga mengatakan, bahwa selain meluber dan pintu air nya rusak, dam Rakinten tersebut juga perlu adanya normalisasi.
“Saya juga berharap agar dam Rakinten segara di adakan normalisasi”, pintanya.
Dijelaskanya, bahwa
Dam Rakinten sudah banyak lumpurnya, sehingga, menyebabkan banyak air yang meluber ke cek dam.
“Ya, penyebabnya lumpur, sehingga terjadi pendangkalan mas”, tuturnya.
Diwaktu yang sama, Ulu – Ulu banyu (Tuwowo) desa Wonokerto, kecamatan Tekung, Satimun juga mengatakan, bahwa dam Rakinten perlu adanya normalisasi.
“Dangkal, jadi air nya meluber. Pintu air pembuangan juga banyak yang bocor, perlu di benahi”, kata Satimun.
Senada dengan Satimun, Ulu – ulu banyu (Tuwowo) desa Denok kecamatan Lumajang kota, Ulum mengatakan, bahwa dirinya merasa lelah dengan debit air yang sangat berkurang karena rusaknya pintu air dan adanya pendangkalan tersebut.
Ulum mengaku, bahwa dirinya bersama dengan Tuwowo desa wokerto sudah berusaha untuk menutup pintu air yang bocor dan mengkis luberan air, tapi masih ada orang yang jail.
“Ada orang yang jail, kis yang saya buat di rusak mas,” jelas Ulum dengan mimik wajah memerah.
Ulum berharap kepada pemerintah terkait agar memperhatikan keluhannya, agar hasil panen sesuai dengan yang diharapkan.
Sementara itu, Koordinator Sumberdaya Air Korwil Yosowilangun – Tekung, Rohim dikonfirmasi sidikkasus.co.id melalui sambungan satelitnya, Selasa siang (7/9) menyampaikan, bahwa untuk pintu sudah di usulkan, dan untuk air yang meluber agar di buatkan sak yang di isi dengan tanah untuk menutup luberan air, agar debit air bisa bertambah.
“Untuk pintu, sejak dulu sudah saya usulkan. Usulannya yaitu usulan servis pintu dan daun pintunya (total). Cuman, karena dananya belum ada, jadi belum turun,” kata Rohim.
Saya, lanjut Rohim, sudah menyarankan kepada para ulu – ulu banyu (Tuwowo) untuk sementara agar di kis dengan sak yang di isi tanah agar air tidak meluber dulu.
“Untuk sementara, nanti para Tuwowo agar mencarai pohon kelapa, untuk menutup yang bocor bocor itu. Rencananya buat seponengan dulu,” ujar Rohim.
Saat mau dimintai konfirmasi terkait normalisasi, Rohim berpamitan bahwa dirinya masih ada tamu.
“Saya ada tamu mas, sudah dulu ya”, tutupnya. (Riaman)
Reporter : Biro Lumajang
Komentar