Petani OI Tukar Beras Dapat Sayur

Berita sidikkasus.co.id

OGAN ILIR – Berbagai komoditas hasil pertanian di Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan (Sumsel) mulai sepi permintaan sejak pandemi korona.

Kondisi ini amat menyusahkan petani di Kabupaten Ogan Ilir (OI). Bahkan, ada banyak petani yang melakukan sistem barter hasil pertanian untuk mendapat beras.

Berdasarkan hasil pantauan Sidikkasus.co.id, Selasa, (12/5), sepinya permintaan pasar saat ini teramat menyusahkan petani di Kabupaten Ogan Ilir.

Minimnya permintaan dan harga karet yang ada di Kabupaten Ogan Ilir (OI) membuat petani karet di Ogan Ilir tidak lagi memiliki uang untuk membeli beras dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Informasi yang saya dapat, malah ada sejumlah petani yang melakukan sistem barter untuk mendapatkan beras. Seperti petani timun menukar timunnya pada petani lain guna mendapat beras,” ujar Iwe, (47), warga Ogan Ilir.

Iwe mengatakan, petani cabai di desanya telah memanen cabai hingga Bulan Maret lalu. Akan tetapi, sekitar 30 persen cabai tidak terserap pasar.

Kondisi sepi permintaan, tidak ada pembeli membuat petani akhirnya membiarkan cabai membusuk di lahan pertanian, sebagian tidak dipetik. Soalnya cabai tidak bisa disimpan terlalu lama di gudang.

“Banyak petani membiarkan cabainya tidak dipetik dan membusuk di lahan pertanian,” katanya.

Data dari GNPK menyebutkan, luas lahan cabai besar di daerah itu mencapai ratusan hektar. Sedangkan luas tanaman cabai rawit mencapai ratusan hektar. Adapun, produktivitas tanaman cabai besar dan rawit, masing-masing mencapai 5 ton cabai per hektar, dan 6,2 ton cabai per hektar.

Laporan : Adeni Andriadi

Komentar