Berita Sidikkasus.co.id
Manokwari Selatan. – Sebanyak 151 Prajurit Siswa Rindam XVIII/Kasuari resmi sandang sebagai “Prajurit Infanteri”, saat pendidikan kejuruan/kecabangan yang mereka tempuh selesai, yang ditandai dengan Upacara Penutupan Latihan Yuddhawastu Pramukha dan Tradisi Pembaretan Siswa Pendidikan Kejuruan Tamtama (Dikjurta) Kecabangan Infanteri Abituren Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) Prajurit Karier (PK) TNI AD Gelombang I TA. 2019 yang diselenggarakan Rindam XVIII/Kasuari, Senin (25/11/2019) di Pantai Ransiki, Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat.
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau yang bertindak selaku Inspektur Upacara, membacakan amanat tertulis Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kodiklatad) Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso.
Dalam amanatnya, Danpussenif Kodiklatad mengatakan bahwa Latihan ‘Yuddhawastu Pramukha dan Tradisi Pembaretan’ merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari perjalanan hidup seorang Prajurit Infanteri. Kegiatan tersebut bertujuan memupuk jiwa korsa dan semangat kebersamaan Korps Infanteri, serta merupakan salah satu upaya menumbuhkan nilai-nilai kejuangan para prajurit dalam rangka mengimplementasikan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjadi Prajurit Infanteri yang andal dan selalu berhasil dalam setiap medan penugasan.
“Semboyan Yuddhawastu Pramukha mengandung arti sebagai pelaksana pertempuran terdepan dan menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran di darat. Oleh karena itu, dengan telah disahkannya penggunaan Baret Infanteri ini, menuntut para prajurit sekalian untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fisik, dengan didukung semangat juang, jiwa korsa, serta kebanggaan yang tinggi terhadap kecabangan Infanteri,” kata Danpussenif Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso.
Pada kesempatan itu, Pangdam XVIII/Kasuari juga menyampaikan rasa bangga dan harapannya kepada seluruh Prajurit Siswa dalam upacara pembaretan Prajurit Infanteri yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Kodam XVIII/Kasuari.
“Ada yang perlu kalian renungkan bahwa di suatu negara itu harus mempunyai dan yang menentukan kehidupan negara itu adalah militernya. Kalau negara itu tidak punya militer, biasanya negara itu tidak kuat. Dan dimana negara itu militernya kuat, pasti negara itu kuat dan ekonominya juga pasti kuat,” ujar Pangdam.
Lebih lanjut dikatakan, TNI Angkatan Darat diberikan tugas untuk bertempur di darat, dan yang menjadi raja untuk pertempuran darat tersebut adalah Infanteri. Maka Prajurit Infanteri itu dituntut untuk kuat, semangat kemampuannya harus luar biasa, tidak bisa setengah-setengah.
“Kalian harus ingat bahwa untuk mengisi kemampuan kalian secara bertahap, seorang prajurit harus sehat. Sehingga nantinya kalian akan ditugaskan dimana saja, kalian sudah siap. Saya titip itu kepada kalian. Setelah kalian nanti selesai kembali masuk di satuan mana saja, itu sama saja. Kalian sudah jadi Prajurit Infanteri, jadi harus bangga jadi Prajurit Infanteri,” pesan Mayjen Joppye.
“Saya sampaikan kepada kalian, sekali lagi atas nama Panglima Kodam dan atas nama Korps Infanteri, saya menyampaikan selamat untuk kalian. Saya sangat bangga sekali karena korps yang besar, induk dari Angkatan Darat itu adalah di Korps Infanteri. Jadi kita harus bangga dengan Infanteri,” sambungnya, memompa semangat ratusan orang Prajurit Infanteri baru tersebut.
Ditemui usai acara pembaretan, Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf Ignatius Tri Joko Budi. S. menyampaikan bahwa acara pembaretan memang tradisi bagi para prajurit yang menyandang Korps Infanteri.
Lebih lanjut dikatakan, para Prajurit Siswa yang disematkan Baret Infanteri tersebut sudah melaksanakan berbagai kegiatan latihan, seperti taktik bertempur dan Longmars (dari SP 1 hingga Pantai Ransiki di Kampung Wariap).
“Dengan berakhirnya kegiatan tersebut, mereka sudah pantas untuk menyandang sebagai Prajurit Infanteri, sehingga dibuatlah tradisi pengukuhan mereka yang ditandai dengan penyematan Brevet Yuddhawastu Pramukha, sebagai tanda kualifikasi seorang Prajurit Infanteri,” ungkap Danrindam.
Sementara itu, Rosalina Rumbino Waroi (51) salah satu orang tua dari Prajurit Dua (Prada) Petras Armando Waroi menyatakan kebanggaannya terhadap keberhasilan putranya menyelesaikan latihan hingga mendapatkan Baret dan Brevet Infanteri.
“Sebagai orang tua kami merasa bersyukur dengan dilantiknya anak kami ini menjadi seorang Prajurit Infanteri. Kedepannya, kami harapkan anak kami agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugas sebagai Prajurit TNI Angkatan Darat,” ungkap Rosalina dengan bangga sekaligus haru.
Komentar