PASURUAN – JKN. Perseteruan Anggota DPRD Pasuruan dengan RSUD Bangil kini semakin jelas, siapa yang berbohong dan siapa yang melontar-lontir bahasa hingga viral di medsos, dugaan penelantaran salah satu pasien hingga meninggal dunia, Eko BS (38) warga Desa Lumbang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan oleh dokter Vidya Eka Damayanti, kini semakin jelas hingga berujung pada pemanggilan kepada seorang Management RSUD Bangil oleh Komisi 4 DPRD Kabupaten Pasuruan, Senin (14/10/2019).
Dalam pembukaan narasi pembicaraan, Agung Basuki sang Plt Direktur yang diberi kesempatan berbicara lebih awal oleh pimpinan rapat, Andre Wahyudi langsung menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh anak buahnya, menurut Agung, memang tidak pantas dan melanggar etika ketika ada dokter yang bersikap kasar dan arogan, baik kepada pasien maupun kepada pihak keluarga pasien.
“Untuk itu saya selaku pimpinan di RSUD Bangil meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini, “kata Agung.
Rapat yang di pimpin oleh Wakil Ketua DPRD Andre Wahyudi tersebut dihadiri oleh semua pimpinan dari Komisi 4 dan keluarga pasien, di antaranya Joko Cahyono dan istri korban (i’in), serta salah satu saudaranya, Komisi 4 lalu mempertemukan mereka dengan management yang dihadiri Plt Direktur, Agung Basuki Wadir, M. Jundi, serta dua staf perempuan.
Dalam pertemuan kali ini juga tidak nampak sesosok dokter Vidya Eka Damayanti yang terlibat langsung dalam persoalan ini, serta yang dianggap paling bertanggung jawab atas kematian seorang pasien, ada kaitannya dengan Poli Penyakit dalam, dimana sang pasien dirawat, dan dari ketidak hadiran dokter Widya tentu menjadi pertanyaan besar, kenapa tidak berani datang? Bila yang dikatakan
Oleh Eko Cahyono benar, kenapa tidak di klarifikasi kok malah mengundurkan diri,
Lepas dari itu, dalam pertemuan yang digelar di salah satu ruang rapat kantor DPRD Kabupaten Pasuruan itu, istri korban sempat menceritakan tentang kasus yang sebenarnya soal penanganan atas suaminya yang dirawat selama 5 hari sejak Kamis, 03 Oktober hingga Senin, 07 Oktober 2019.Dalam ceritanya, ia menyampaikan bahwa sejak masuk perawatan di RSUD Bangil, dokter yang bertanggung jawab yakni dokter Vidya tidak berada di tempat, ia baru muncul pada tanggal 07 Oktober 2019, dimana sore itu suaminya meninggal dunia.
“Jadi selama dirawat di RSUD Bangil, suami saya belum pernah mendapat kunjungan atau penanganan secara langsung dari dokter Vidya, yang ada hanyalah para perawat ketika mau memberikan obat juga hanya via WA antara dokter Vidya dengan perawatnya, dia sama sekali tidak melihat kondisi suami saya, “ungkap i’in, istri korban.
Sebagaimana yang sudah di lansir oleh www.pojokkiripasuruan.com beberapa waktu yang lalu,
Dan catatan berikutnya, setelah datang pada 07 Oktober, yang kemudian dokter Vidya ditemui oleh Joko Cahyono salah satu keluarga korban, terjadilah adu mulut karena menurut Joko, dokter Vidya menyampaikan informasi yang salah dan marah-marah, yang berlanjut pada saling bentak dengan lontaran kalimat bahwa dokter Vidya istri tentara yang menurut M. Jundi itu adalah reflek karena Joko gebrak meja, nuding dan bilang “Jancok” serta bilang ia anggota dewan, semuanya itu hanyalah karangan dokter widya yang memutar balikkan fakta, buktinya Joko Cahyono sa’at rapat datang secara gentel, dalam pertemuan dengan Komisi 4 DPRD itu menegaskan, sikap kerasnya juga reflek karena dokter Vidya saat ditanya kondisi pasien justru marah-marah.
Dalam hal ini, Joko Cahyono juga menyatakan berani “Bersumpah” bahwa ia tidak pernah menyampaikan bahwa dirinya adalah anggota dewan.
“Sumpah demi Allah”, dan demi “Rosulnya”, saya tidak pernah mengatakan itu kepada dokter Vidya, justru ia yang marah-marah dan bilang ia istri tentara, “ungkap Joko Cahyono.
Setelahnya, pembicaraan disampaikan oleh Wakil Direktur Pelayanan, M. Jundi di hadapan para wakil rakyat dan keluarga korban, M. Jundi menyampaikan bahwa untuk dokter Vidya sedianya ingin diajak untuk menghadiri panggilan DPRD ini. Namun menurutnya, dokter Vidya secara lisan sudah menyampaikan bahwa akan rizent (pengunduran diri, red).
(Ron/Tim).
Komentar