BANYUWANGI – JKN.
Kamis, 17/01/19. Bertempat di PT Radio Kendedes FM Kedungrejo, Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Tepatnya di hunian Bunda Ratu Satiyem, Media JKN berhasil bertemu dengan para tokoh masyarakat nelayan Pancer Banyuwangi. dalam pertemuan itu hadir sesepuh Pancar yang dituakan Abah Sunar bersama tokoh Milenia nya suntik datang bersama-sama dengan tokoh lainnya.
Pembicaraan berlangsung hangat, penuh makna dan mendalam. Sebelum acara dimulai suguhan minuman asli khas Bunda Ratu satiyem menyertai kalimat tuan rumah yang dengan penuh perhatian mewanti-wanti untuk tidak ada demo lagi dalam menyuarakan aspirasi nya ke Banyuwangi alasan yang disampaikan satiyem masuk akal juga di samping biaya mahal mengingat jarak tempuh dari Pancar ke kota Banyuwangi berkisar 60 KM, tenaga yang seharusnya digunakan untuk mencari nafkah tergadai tanpa hasil apapun, “Ayo kita menagih janji pemerintah dengan cara bijak dan hemat. untuk apa kalian demo besar-besaran Kalau tidak ada kepedulian dari Bupati? Dapatnya cuma capek dan kecewa,” selanjutnya satiyem memberikan kesempatan Jack media JKN untuk menggali sejarah tanah Pancar terkait tidak bisa didapatkannya sertifikat atas tanah seluas 27 hektar tersebut meskipun oleh pemerintah sudah diserahkan kepada nelayan Pancer.
Mengawali sejarah, Mbah Sunar menyampaikan bahwa pada saat Presiden Soeharto mengunjungi Pancer, masyarakat Banjar diberi 27 hektar tanah untuk dijadikan tempat tinggal para nelayan selanjutnya, Presiden Soeharto memberi tugas kepada Gubernur Soenandar Prijosoedarmo untuk Menindaklanjuti perintah Nya. “Lha setelah setelah diberi perintah Pak Presiden, oleh pak Gubernur, kami dan Pak Bupati Joko Supaat Slamet diberi dokumen. Sampai saat ini dokumen kami ada, dipegang tim yang selama ini berjuang. Tapi Anehnya, kok malah dokumen yang di pemerintah daerah katanya tidak ada, ini bagaimana atau amburadul begini. Kalau memang tidak ada, mbok yo cari solusi buat warga, tidak malah bupatinya ngilang-ngilang setiap perwakilan warga Pancer mau menghadap orang begitu Kok diagung-agungkan itu gimana uang tidak punya perhatian sama orang kecil.”
Pada giliran bicara, Sundi, salah satu tokoh muda Pancer menyampaikan, ” Kita ini sudah capek. demo ke DPRD hanya dijanjikan difasilitasi. Demo ke bupati Anas, tidak sekalipun mau menemui apalagi memberikan solusi. Terus kita ini disuruh Bagaimana. Ada yang katanya dari orang pemerintah mau ngurus kan, minta sangu, sampai sekarang juga tidak ada kabarnya,” Sundi juga menjelaskan bahwa untuk melakukan demo ke Banyuwangi, biaya yang dikeluarkan lebih dari 150 juta iuran dari seluruh warga.
Keputusan warga Pancar berubah menjadi semangat kembali manakala Bunda Ratu satiyem sebagai caleg dapil 4 DPRD Banyuwangi dari Partai Golkar berkunjung ke Pancer. Track record PT. Radio Kendedes FM di mata warga Pancar rupanya sudah tidak asing lagi, ” Alhamdulillah….., dengan Bunda turun ke Pancer, Kami seperti hidup kembali. Kami sudah mengenal siapa Bunda sejak sangat lama, sejak tsunami 1994.
Melihat kegirangan warga Pancer yang berharap penuh pada uluran tangannya. Satiyem mengatakan akan berusaha yang terbaik menurut aturan dan hukum. ” Insya Allah saya akan carikan jalan keluar dengan biaya saya seluruhnya saya lihat dokumen yang dimiliki oleh warga sangat cukup. Kemudian saat ia melanjutkan kata-kata yang sangat meneduhkan, “Kita akan terus berusaha bagaimana ikatan tanah warga Pancar bisa terealisasi. Tidak ada jalan kebaikan yang ditutup Allah Janji Allah itu pasti meski datangnya tidak sesuai dengan harapan kita asal kita tawakal.”
Pada sisi lain Sundik mengatakan bahwa mereka kelelahan di pingpong kesana kemari oleh pemerintah daerah. Menanggapi hal demikian, Satiyem menambahkan,” Saya pernah menjadi pejabat Pemkab, jadi saya paham apa yang sesungguhnya terjadi kalau keadaan sudah demikian parahnya, satu-satunya jalan ya kita sambat ke Pak Jokowi. Kalau berharap di sini, sampai kiamat pun yang ada ya cuma terbanting-banting. kasihan mereka.”
Satiyem menegaskan bahwa dalam upayanya membantu rakyat Pancer, dia akan menggunakan dana pribadi nya.” Saya diberi amanah Allah untuk menjaga harta yang dititipkan kepada saya untuk berbuat kebaikan. Insya Allah tidak serupa pun saya minta iuran warga untuk membantu usaha saya.”
Ketika Awak media JKN bertanya, Setujukah warga Pancer dengan langkah Satiyem ke Jokowi, kompak mereka menjawab,” Insyaallah 95% warga Pancer siap mendukung ke mana pun Bunda menentukan sikap. kalau memang Bunda memerintahkan kami mencoblos Pak Jokowi, bukan hanya Pancer, tapi Pulau Merah, Rajekwesi dan Grajagan akan mengikuti juga. Nelayan itu ibaratnya satu nyawa dibagi-bagi. Satu sakit, ya sakit semua. Kalau Pak Jokowi datang ke Pancer, kami jamin, bukan hanya 3 ribu warga Pancer saja yang siap memenangkan Pak Jokowi. Tapi puluhan ribu warga akan mendukung Bunda menjadi DPRD Banyuwangi dan Bupati. Kita juga akan menjadikan Pak Jokowi jadi presiden lagi. Intinya, kemana langkah Bunda, kami ikut,” kata-kata Patriotisme dari Kaum marginal yang terpinggirkan. bersambung…
(Team JKN)
Komentar