Ketgam. Kiri staf ahli Gubernur Bali, foto kanan staf ahli Bupati Jembrana
Berita Sidikkasus.co.id
JEMBRANA – Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Sumber Daya Manusia, Pembangunan dan Kebudayaan Dewa Putu Mantera mewakili Gubernur Bali I Wayan Koster, resmi menutup Pameran Obat Tradisional/Pengusadha Bali tahun 2021, yang diselenggarakan di Halaman Parkir Kantor Pemkab Jembrana, Jum’at (26/11/2021).
Dalam penutupan pameran tersebut, hadir pula Staf Ahli Bupati Jembrana Bidang Kemasyarakatan dan SDM I Komang Wiasa beserta rombongan Staf Ahli Provinsi Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Gubernur Bali Dewa Putu Mantera menyampaikan terima kasih atas nama Pemerintah Provinsi Bali kepada Bupati dan Wabup Jembrana, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyaratan dan SDM serta OPD Pemkab Jembrana serta kepada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, yang telah berperan serta ikut mensukseskan pameran obat tradisional tahun 2021 ini,” ucap Staf Ahli Provinsi Dewa Putu Mantera.
Selanjutnya, Staf Ahli Gubernur juga mengapresiasi Bupati Jembrana yang sudah memfasilitasi dan telah menyelenggarakan pameran obat tradisional di Kabupaten Jembrana. Dan kami sangat bangga sekali dengan kinerja Bupati yang sangat luar biasa mempersiapkan Kabupaten Jembrana sebagai tuan rumah pada pameran tersebut,” ujar Staf Ahli Gubernur Dewa Putu Mantera.
Dengan berakhirnya penyelenggaraan pameran pengusadha selama 3 hari, maka pameran resmi ditutup Jumat (26/11/2021). Ke depannya kita akan lakukan evaluasi terhadap pameran yang pertama dan seterusnya, tidak menutup kemungkinan akan diselenggarakan di Kabupaten lain, bahkan bisa digelar setiap tiga bulan sekali.
“Hal ini sangat berpotensi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, betapa pentingnya pengobatan tradisional dengan herbal, sebagai alternatif pengganti obat yang mengandung bahan kimia,” jelas Dewa Putu Mantera.
Staf Ahli Gubernur menambahkan bahwa “Masyarakat perlu mendapatkan sosialisasi dari para penghasil produk obat tradisional. Dan untuk di Kabupaten Jembrana yang pertama kali sangat ramai dan antusias masyarakat luar biasa, untuk membeli dan menikmati layanan pengobatan gratis di Stan Pos Klinik.”
Terkait omset penjualan peserta Stan Pameran Obat Tradisional yang diikuti Kabupaten/Kota se-Bali, yang sudah diumumkan panitia adalah sebagai berikut:
1. Stan Denpasar sebesar Rp2.730.000,00.
2. Stan Buleleng sebesar Rp3.000.000,00.
3. Stan Klungkung Rp900.000,00.
4. Stan Badung Rp2.265.000,00.
5. Stan Gianyar Rp2.400.000,00
6. Stan Provinsi Rp900.000,00.
7. Stan Dekranasda Rp 1.100.000
8. Stan Kopi Luwak Rp150.000,00.
9. Stan Bu Lina Rp2.000.000,00.
10.Stan Chocolate Jembrana Rp950.000,00.
11.Stan Cendol Keraton Rp1.380.000,00,00.
12.Stan Alam Farming Rp5.000.000,00.
13.Stan Rujak Tiba Rp307.000,00.
14.Stan Nature Telang Rp700.000,00.
15.Stan Jajan Bali Rp1.100.000,00
16.Stan Tuwak Manis Rp1.100.000,00.
17.Stan Rumah Coklat Jembrana Rp1.000.000,00.
Dari masing-masing omset penjualan itu menandakan bahwa masyarakat kita semakin paham dengan kwalitas produk yang diciptakan oleh sahabat kita sebagai Pengusadha, luar biasa mereka. “Sekarang dan ke depannya tinggal mensosialisasikan kepada masyarakat supaya mengenal pengobatan tradisional secara lebih dalam,” jelas Staf Ahli Gubernur.
Menurut Staf Ahli Gubernur Dewa Putu Mantera, “Sesuai dengan visi dan misi Gubernur, dengan adanya Pengobatan Alternatif Nasional di Stan Pameran P4TO, artinya peran bapak Gubernur luar biasa untuk memberikan kesempatan masyarakat bagi penghasil bahan obat terutama bisa langsung diproduksi bagi yang ingin mengembangkan sistem pengobatan tradisional ini,” ucapnya.
Dewa Putu Mantera berharap ekonomi bisa bangkit di tengah Pandemi Covid-19, untuk para petani bisa menyalurkan hasil pertaniannya yang berupa jenis obat umbi-umbian, itu sebagai bahan obat tradisional masyarakat, sehingga bisa menikmati obat herbal dengan penuh do’a.
“Saya sendiri pernah merasakan pengobatan herbal tradisional, ini luar biasa! Konsepnya adalah dengan menggunakan obat tradisional secara rutin badan jadi segar, ingat! ‘Badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat’.
Apalagi Kabupaten Jembrana punya branding sendiri ‘Jembrana Bahagia’, kalau seperti ini konsep Bupati Jembrana bukan hanya masyarakat Jembrana saja yang merasakan bahagia, tapi masyarakat Kabupaten lain pun, ikut serta merasakan kebahagiaan itu, terbukti pelaksanaan pameran ini, luar biasa sehingga masyarakat Jembrana menjadi bahagia.
Sementara itu, di hari penutupan terlihat para pengunjung sangat antusias datang menyaksikan pameran. “Saya kagum dengan Bupati Jembrana hebat sekali persiapanya tanpa anggaran, kami juga dari provinsi tanpa ada anggaran, Bupati Jembrana ini sangat luar biasa, beliau cepat merespon masyarakatnya, terutama dalam kerjasama dengan Kepala daerah Kabupaten/Kota dan Staf Ahli se-Bali,” ujar Staf Ahli Gubernur Dewa Putu Mantera.
Secara terpisah peserta Stan pameran obat tradisional Bu Yogi yang berasal dari Desa Gumrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana menuturkan bahwa ia sangat senang dengan digelarnnya pameran obat tradisional ini. “Usaha Tiyang (saya) yang bergerak di bidang obat tradisional dapat dipasarkan di pameran ini. Produknya yaitu loloh (Jamu) jenis yang segar (fresh) bukan jenis yang dikeringkan, setelah bahan diracik semua, langsung dikemas, kemudian Tiyang pasarkan di pameran ini. Ilmu obat tradisional ini Tiyang dapatkan dari turun temurun, sehingga saat ini saya mendapatkan pemasukan,” tutur Bu Yogi.
Lanjutnya, manfaat lain yang Tiyang dapatkan dengan diselenggarakan pameran ini antara lain dapat menolong orang, awalnya mereka tidak tahu pada akhirnya mereka tahu. Lalu Tiyang punya teman banyak di pameran ini yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota se-Bali, serta dari segi ekonomi sangat menguntungkan,” jelas Bu Yogi.
Hal yang senada kata Peserta Stan Buleleng Gus Yogi Yadnya yang berasal dari Lovina Permai Blok Mawar 24, Kabupaten Buleleng, menuturkan bahwa “Tiyang pelaku usaha herbal namanya ‘Bulhar Bugar’ kita memproduksi loloh Tambe (Jamu Tambe) yang disingkat Loktam, semua produk yang kita produksi selalu kita kawinkan dengan Bulhar, artinya Buleleng Harmoni, menuju ke Bali unggul Harmoni,” jelasnya.
Lanjutnya, saat ini Tiyang mengikuti pameran di Jembrana yang diselenggarakan Staf Ahli se-Bali, saya kaget melihat bagusnya respon Pemkab Jembrana, dan tempat sangat bagus serta antusias pengunjung sangat baik dan luar biasa.
“Adapun hasil penjualan obat tradisional selama tiga hari, kami mendapat penjualan Rp3 juta rupiah, hal ini sangat membantu sehingga kita bisa bangkit dari Pandemi Covid-19, di saat pelaku UMKM sempat mengalami mati suri,” ujar GusYogi Yadnya.
Salah satu pengunjung yang diwawancarai awak media Pewarta Indonesia, Bu Ayuta yang berasal dari Ubud – Gianyar dan kebetulan tinggal di Desa Baluk, Kecamatan Negara menuturkan bahwa dirinya mendengar di Pemkab Jembrana ada pameran pengobatan tradisional/Pengusadha, sehingga ia sengaja datang ke pameran tersebut karena sedang mengalami sakit saraf kejepit.
“Oleh karena itu saya ingin berobat di pameran ini, dan saya merasa senang sekali dengan adanya pameran seperti ini, karena apa yang saya cari tentang pengobatan tradisional/Pengusadha ada di pameran ini, dan saya merasa bahagia karena telah menemukan obatnya, astungkara (mudah-mudahan) saya cepat sembuh,” tutur salah satu pengunjung Bu Ayuta.
(A.Muhtarom)
Komentar