“PENGUKUHAN MPN DI JEMBER  BERNUANSA PONPES “

JEMBER, Jejakkasusnews.id 

Majelis Pers Nasional tancapkan sejarah di Kabupaten Jember. Minggu (25/11). kehadiran MPN di Jember, sebagai peletakan sejarah perkembangan dunia pers nasional, dengan terjadinya demokratisasi.

Dalam era kebebasan pers, wartawan bebas mengikuti organisasi. Wartawan tanpa dibatasi oleh peraturan yang mengikat, bahkan bebas membangun organisasi kewartawanan. Ujar Prof. Dr. Khusnuridho, M.Pd,

Ketika saya mendengar orasi Sekjen MPN saat konvoi menyebutkan, “MPN tidak membedakan modal kekayaan bagi perusahaan pers. Hal ini sangat wajar, yang membedakan wartawan memiliki kemampuan atau tidak, adalah karyanya, bukan latar belakang medianya bermodal besar atau tidak”, tutur guru besar IAIN Jember, ketika memberikan sambutan selaku Ketua Majelis Etik di MPP MPN.

Prof. Dr. Khusnuridho. M. Pd. Ketua Majelis Etik MPP MPN

Lebih lanjut dia memperinci, pengukuhan MPN di Jember ini dilakukan dengan cara sangat sederhana. Dia mencatat setiap kelompok wartawan mengadakan acara selalu menggelar acara dengan wah dan luar biasa.

“Kali ini saya menyaksikan pengukuhan MPN Jember dilaksanakan secara sederhana. Saya merasakan acara ini mirip dengan suasana pondok posantren kalau mengadakan acara”, lanjutnya.

Alat Perjuangan
Kembali Prof. Dr. Khusnuridho mengingatkan pada kita semua, sesuai sejarah diawali pers waktu itu sebagai alat perjuangan.

Banyak contoh wartawan yang dipenjara oleh Belanda, Bung Tomo wartawan radio ini, bisa membius masyarakat Surabaya bersimbah darah melawan tentara sekutu. Juga banyak lagi pahlawan tulisan yang mati karena karya-karyanya.
Dicontohkan Udin wartawan majalah Bernas.

H. Umar Wirahadi. SH. MM. Ketua Umum Majelis Pers Nasional

Karena perkembangan kiblat idiologi bangsa bangsa di dunia menyeret fungsi pers bergeser menjadi alat industri. Hal inilah yang dipengaruhi oleh kapitalis. Pers menjadi lebih banyak menghitung chas flow.

“Saya berharap wartawan yang tergabung dengan MPN jangan minder dengan pemodal besar, meskipun media anda dibangun lewat modal urunan. Terpenting tancapkan sejarah dimana MPN berada, berani bicara apa adanya,” tegas pak Profesor mengakhiri sambutannya. ( Ted )

 

SUMBER  UDI .L

Komentar