Berita Sidik Kasus
PALEMBANG- Kepala Kantor Bea Cukai Palembang, Abdul Haris, mengungkapkan. Realisasi penerimaan Bea Cukai Palembang mencapai Rp70,97 Miliar atau mencapai 75,24 persen dari target yang dipatok senilai Rp 94,33 Miliar.
“Banyak negara harus putar otak untuk mempertahankan kestabilan ekonomi di tengah pandemi, tetapi kondisi itu berbanding terbalik dengan penerimaan negara di Bea Cukai Palembang karena masih positif,” ujarnya, Jumat (18/9).
Haris menjelaskan bea masuk didominasi dari kegiatan perusahaan berskala besar, yakni PT OKI Pulp and Paper, PT Trakindo dan PT Tanjung Enim Lestari. “Mereka banyak mengimpor mesin, alat berat, parts mesin dan ada juga kayu kasar (PT TEL) sepanjang 8 bulan terakhir,” ungkapnya.
Dia memerinci tiga perusahaan itu ikut berkontribusi terhadap penerimaan bea masuk mencapai total Rp61,41 miliar. Bahkan, kata dia, pada saat pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia Maret lalu, penerimaan bea masuk pada April 2020 di Palembang justru meningkat Rp11,29 miliar.
Selain itu, dia menambahkan, perolehan bea masuk juga disokong adanya bea masuk tindak pengamanan (BMTP) senilai total Rp2,11 miliar.
“BMTP diberlakukan terhadap komoditas keramik yang masuk melalui kantor Bea Cukai Palembang. Ini juga seiring adanya penambahan BMTP untuk keramik yang berasal dari Vietnam dan India dari semula hanya dari China,” kata Haris.
Terkait penerimaan dari bea keluar, kata dia, penyumbang terbesar di Sumsel adalah komoditas CPO dan palm kernel shell atau cangkang sawit.
Ada beberapa perusahaan besar ikut berkontribusi terhadap bea keluar, seperti PT Daya Semesta Bio Energy, PT Hindoli dan PT Sinar Alam Permai. Ketiga perusahaan tersebut bergelut di sektor industri sawit.
“Realisasi penerimaan bea keluar totalnya mencapai Rp9,54 miliar. Bea keluar juga bergantung pada harga komoditas, jika harganya bagus maka penerimaan juga berpotensi meningkat dan sebaliknya penerimaan bisa drop jika harga CPO anjlok,” bebernya.
Dengan capaian tersebut, Haris mengemukakan, pihaknya optimistis penerimaan negara dari bea masuk dan keluar di Sumsel dapat mencapai target tahun 2020.
Sementara itu Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Palembang, Dwi Harmawanto, menambahkan masih terdapat sejumlah kegiatan industri di Sumsel yang berpotensi menambah kocek negara.
“Pada bulan September hingga Oktober sebetulnya ada satu penyumbang bea masuk, yakni proyek pembangungan PLTU Sumsel 8 di Lahat. Harapannya, dapat melebihi target yang diterapkan,” jelasnya.
Adeni Andriadi
Komentar