Penanganan Stunting, Pemeritahan Kab Agam Dapat Pendampingan dari FKM Unand

Berita Sidikkasus.co.id

AGAM SUMBAR – Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Agam Sumatera Barat, Bisman mengatakan, pendampingan ini dilakukan untuk menyamakan persepsi orientasi peningkatan kapasitas kader, dan pengelolaan posyandu di desa atau nagari lokus stunting.

Karena Pemerintah Kabupaten Agam dapat pendampingan dari Universitas Andalas (Unand) Padang, dalam penyusunan strategi komunikasi publik dan komunikasi antar pribadi dalam penurunan stunting di daerah itu pada hari Jum’at (1/10/2021).

“Penetapan kabupaten/kota di Sumbar sebagai lokus stunting sudah diurai sejak 2018, khusus Agam ditetapkan tahun ini ,” ujarnya.
Sesuai informasi, katanya, di 2022 seluruh daerah di Sumatera Barat akan dijadikan sebagai lokus stunting.

Dijelaskannya, penetapan Agam sebagai daerah lokus stunting, telah disikapi dengan OPD terkait diantaranya, Bappeda, DPMN dan lainnya. Bahkan sudah dilahirkan SK Bupati Agam tentang penetapan nagari lokus stunting terintegrasi.

“Tahun ini di Agam yang ditetapkan sebagai lokus stunting sebanyak 18 nagari, tahun depan ditambah menjadi 31 nagari,” terang Bisman.

Dengan begitu, Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand Padang untuk memberikan pendampingan, tentang langkah apa yang harus dilakukan dalam penanganan stunting ini.

Sementara itu, salah seorang tim dari FKM Unand, Dr. Idral Purnakarya mengatakan, bahwa ada lima pilar nasional dalam percepatan pencegahan stunting ini, salah satunya kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku.

“Ini terdapat pada pilar kedua yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting,” sebutnya.

Sedangkan untuk pendekatan komunikasi, katanya, ada empat pilihan pendekatan komunikasi yang dapat dipakai untuk mendorong perubahan perilaku dalam pencegahan stunting.

“Keempat pilihan itu seperti advokasi kebijakan, kampanye publik, mobilisasi sosial dan komunikasi antar pribadi,” jelasnya. (Syafrianto)

Editor : Redaksi.

Komentar