Berita Sidikkasus.co.id
PROBOLINGGO – Sebagai upaya memberikan pemahaman kepada UMKM dalam mengelola usahanya agar dapat meningkatkan omsetnya dan perluasan pasar melalui marketing mix, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bersama dengan Deputi Pengembangan SDM UKM Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM RI memberikan pelatihan vocational pengembangan marketing mix, Jum’at hingga Minggu (17-19/9/2021).
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Bromo View Probolinggo ini diikuti oleh 30 orang peserta pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo. Selama 3 (tiga) hari, para pelaku UMKM ini dipandu oleh narasumber yang memang berkompeten di bidangnya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Asisten Deputi Pengembangan SDM Usaha Kecil Menengah Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.
“Kegiatan ini sangat relevan dengan kondisi kekinian dan potensi geografis di Kabupaten Probolinggo yang sangat lengkap dan menjadi dasar branding daerah Kabupaten Probolinggo, Endless Probolinggo, Probolinggo Tiada Akhir,” katanya.
Anung menjelaskan memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, kondisi disruptif ini terus berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Di tengah pembatasan aktifitas yang ditetapkan pemerintah untuk mengurangi dampak penyebaran pandemi Covid-19, proses transformasi marketing dari offline menjadi online saat ini menjadi keniscayaan.
“Karena disadari atau tidak, positif impact (dampak positif) dari pandemi ini adalah percepatan menuju revolusi industri 4.0. Mau tidak mau, semua sektor dipaksa dan terpaksa harus berbasis digital, termasuk UMKM. Mungkin istilah the power off kepepet sangat tepat menjadi tagline (pokok pembahasan) dalam proses transformasi digital marketing bagi UMKM,” jelasnya.
Menurut Anung, era revolusi industri 4.0 adalah era ekonomi kompetitif. Siapa yang lincah, dialah yang akan jadi pemenang. “Perlu diketahui bersama, saat ini banyak perubahan-perubahan peraturan perkoperasian yang mengharuskan UMKM untuk melakukan perubahan dan pembaharuan,” tegasnya.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan SDM UKM Kementerian Koperasi dan UKM RI Dwi Andriani Sulistyowati mengungkapkan dewasa ini kehidupan masyarakat dunia tidak bisa terlepas dari teknologi digital. Terbukti bahwa digitalisasi memberikan pengaruh dalam peningkatan bisnis UKM.
“Selain inovasi pemasaran juga diperlukan inovasi pada sisi produk dengan melakukan diversifikasi sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk olahan, meningkatkan keuntungan, nilai tambah dan daya saing produk UMKM,” ujarnya.
Menurut Dwi, dalam kondisi saat ini banyak pelaku usaha terdampak pandemi Covid-19, dampak yang hamper menyeluruh menyentuh aktivitas usaha mulai dari pengadaan bahan
baku, distribusi, pemasaran dan pembiayaan.
“Dampak Covid-19 juga mempengaruhi pola aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari, begitupun pada pelaku usaha agar usahanya tetap eksis atau bertahan harus bisa merubah mindset, harus berani mencari terobosan/inovasi serta tidak alergi terhadap teknologi,” jelasnya.
Dwi menegaskan, Kementerian Koperasi dan UKM RI menyelenggarakan pelatihan pada bidang pemasaran untuk meningkatkan omset usaha UKM di tengah pandemi Covid-19. “Kami berharap apa yang disampaikan narasumber dapat dipahami oleh para UKM serta dapat diaplikasikan kedalam proses usahanya, sehingga akan tercapai peningkatan hasil penjualan seperti yang diinginkan oleh para pelaku UKM itu sendiri,” pungkasnya. (Yuli)
Komentar