Pelayanan Puskesmas Tinanggea, Merosot Paska Pergantian Kapus

Ket. Gambar Ilustrasi

Berita sidikkasus.co.if

TINANGGEA – Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) jadi Sorotan masyarakat yang hendak melakukan pengobatan, pasalnya puskesmas tersebut tidak ada petugas piket pada pelayanan penanganan Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Betsar, salah seorang keluarga korban,
Mengatakan makin bobroknya pelayanan medis di puskesmas tersebut yang kian hari
menghiasi aktifitas setiap saat. Dimana saat ada pasien kecelakaan yang sangat membutuhkan pertolongan tindakan pengobatan, namun petugas medis/dokter di UGD tidak ada yang piket.

“Pada hari sabtu malam, sekitar pukul 21.00 Wita.Kemenakan saya mengalami kecelakaan, setelah dilarikan ke puskemas Tinanggea, namum sampai di IGD tidak ada perawat maupun dokter yang piket yang menyambut pasien yang sedang kritis, saya tanya bidan yang piket dipersalinan katanya dokternya yang satu lagi cuti, dan yang satunya izin ke kendari,” kesal Betsar, saat dikonfirmasi media ini, Senin 9 November 2020.

Kata Betsar, kejadian itu sempat berlangsung beberapa jam, hingga perawat datang dan menangani pasien.

“Nanti sekitar jam 12 baru ditangani pasien, itupun nanti saya marah-marah kepada salah satu bidan yang piket bagian persalinan, baru ada yang datang perawat, itupun bukan perawat yang sedang piket. Begitu juga PLH Kapusnya datang sekitar jam 12: 30 Wita,” kata dia.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemerhati Pembangunan Otonomi Daerah ini (PP-Otoda) ini, menilai pelayanan medis di puskesmas tersebut mulai menurun sejak pergantian Kepala Puskesmas.

“Jadi saya bisa simpulkan bahwa, PLH. Kapus Tinanggea saat ini yang menjadi pimpinan tidak disiplin, dan lemah sebab tidak bisa mengatur stafnya,” tegasnya.

Lanjut Betsar, mengungkapkan betapa pentingnya keberadaan pelayanan kesehatan dan pengobatan jika puskesmas itu selalu memberikan pelayanan dan pertolongan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Namun sangat disayangkan gedung puskesmas ibarat rumah yang tidak ada penghuni.Padahal pemerintah kabupaten (Pemkab) Konsel selama ini selalu mendorong dan mendukung peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat hingga kepelosok desa.

“Mestinya perawat maupun dokter yang piket itu Stand By satu kali 24 jam bukan tinggal di Kota Kendari, percuma pihak pemerintah mengeluarkan uang banyak untuk upah dokter, namun pelayanan tidak maksimal, kalau begini modelnya mending kalau ada keluarga yang sakit langsung saja antar ke RSU Konsel,” cetusnya.

Untuk itu, tambah Betsar berharap kepada pemkab konsel dan dines terkait untuk memberikan sanksi dan teguran kepada Plh. Kapus Tinanggea sebagai penanggungjawab.

“Apapun itu alasannya yang bertanggungjawab adalah Plh.kepala puskesmas sebagai pimpinan,” tutupnya.

Dihubungi terpisah Plh. Kapus Tinanggea Muhammad Jahid membantah soal tidak adanya perawat yang piket.

“Ada perawat piket dan itu ditangani, hanya mungkin karena keluarga pasien tidak puas. Memang pasien tidak langsung ditangani, sebab perawat yang bertugas harus melakukan konsultasi dulu ke dokter,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon.

“Seyogyanya memang harusnya dokter selalu Stand By, namun kebetulan dokternya lagi mengikuti kegiatan dan dia sudah izin sama saya,” ujarnya.

Laporan : Eli
Kontributor: Is One

Komentar