Berita Sidikkasus.co.id
Muara Enim – Sungai Enim adalah salah satu anak sungai Batang hari, yang mengalir dari Semendo darat ulu ( SDU) mengalir ratusan kilo meter melalui puluhan desa dan berapa kecamatan dan berakhir bermuara di sungai Batang hari ( Sungai Lematang ), Jumat 29 Januari 2020.
Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung. Kabupaten Muaraenim adalah salah satu Desa yang dilewati aliran sungai Enim, Aliran sungai Enim yang mengalir tenang, bersih dan jernih merupakan secercah harapan bagi warga yang tinggal diarea perbukitan ini.
Bagaimana tidak, sungai Enim dengan airnya bukan hanya digunakan untuk keperluan hari – hari saja. Lebih dari itu, sungai Enim yang elok menjadi tempat silaturahmi warga dikala senggang, tempat bercengkrama dan sekedar melepas penat duduk ditepian sungai seraya menikmati hembusan angin segar.
Namun, beberapa tahun belakangan ini tepatnya pada tahun 2018 dan 2019. Warga yang terbiasa mandi di sungai Enim, mencuci pakaian, mencari ikan, tempat bermain anak dan aktivitas lainnya terpaksa menghentikan kebiasaan turun – temurun ini.
Menjadi alasan utama, yakni mengancam nyawa, membuat warga khawatir terkhusus bagi anak anak kecil untuk mandi dan beraktivitas lainnya. Sungai Enim yang biasa digunakan setiap harinya lambat laun ditinggalkan warga. Meskipun masih ada beberapa warga yang memberanikan diri mandi di sungai.
Alkomar, warga setempat beralasan bahwa warga Desa Tanjung Agung terpaksa menghentikan mandi di sungai, tapi ada yang masih berani mengambil air, dikarenakan tepian sungai enim tidak kuat lagi menahan beban apabila warga berkumpul yang bisa menyebabkan terbis. Selain itu, tidak adanya penyanggah dibantaran sungai mengakibatkan sering longsor. Dan longsor ini, bukan saja mengancam warga yang sedang menggunakan air sungai tapi juga bisa berakibat jalan amblas sehingga bisa memutus jalan penghubung dua desa antara Desa Tanjung Agung dan Desa Muara Emil.
Sangat disayangkan menurut Komar tokoh masyarakat Tanjung Agung, bila warga yang mayoritas petani kecil tidak bisa memanfaatkan air sungai Enim.
Namun setelah adanya Bronjong bantuan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada Tahun 2020, Alkomar salah satu warga sekitar menuturkan,
sungai kini kembali bisa memanfaatkan air sungai untuk keperluan sehari – hari dengan tidak perlu khawatir lagi akan ancaman longsor. Ibu ibu dapat mencuci dengan aman dan nyaman, anak anak bahkan senang sekali, selain bisa mandi, loncat-loncat dari atas bronjong, dan menjadi area bermain mereka bersama teman teman.
warga yang melintas pun bisa menikmati melakukan foto selfpi, duduk duduk di sore hari dan ada juga warga yang menjadikan nya sebagai tempat mancing ikan di bantaran sungai Enim yang sudah dibronjong itu.
” Dia selaku mewakili warga Desa Tanjung Agung mengucapakan banyak terima kasih kepada PT. Bukit Asam Tbk, yang telah membangun bronjong, semoga kedepanya terus peduli dengan lingkungan terkhususnya diarea pertambangan, ” ungkap Komar.
Hal yang sama diutarakan Kepala Desa Tanjung Agung, Ude Indayadi, terima kasih tidak terhingga karena berkat PTBA membangun bronjong berukuran panjang 70 meter dan tinggi 3,5 meter yang telah dibangun tahun 2020 dengan melibatkan swadaya masyarakat dan sudah selesai hingga sekarang ini warga Desa Tanjung Agung sudah dapat menikmatinya.
“Semoga bronjong ini terus bisa dimanfaatkan warga dan semoga PTBA terus maju dan berkembang harmonis bersama lingkungan sekitar perusahaan” ucap Ude.
Asisten Manajer (AM) Bina Lingkungan CSR, Hartoyo mengatakan bantuan ini merupakan salah satu wujud komitmen kepedulian dan kontribusi yang nyata dari perusahaan untuk masyarakat dilingkungan sekitar terbukti dengan telah selesai pembangunan bronjong ini terlihat dampak positif yang dirasakan warga sekitar desa Tanjung Agung.
“Alhamdulillah bantuan ini sangat bermanfaat untuk warga disekitar Desa Tanjung Agung semoga aktivitas warga dapat berjalan dengan baik dan dapat dinikmati oleh masyarakat lainnya” ungkap Hartoyo.
(Aan_Pers)
Komentar