Berita Sidikkasus.co.id
LUMAJANG – Menjelang Natal dan Tahun Baru ( Nataru ) harga sejumlah bumbu dapur naik hingga hampir 100%.
Kenaikan harga bahan dapur diduga terjadi karena tingginya permintaan pasar yang tidak imbang dengan hasil panen petani akibat curah hujan yang tinggi, serta adanya hujan abu vulkanik, akibat dari letusan gunung api Semeru, yang membuat tanaman rusak semua.
“Ya, mungkin karena petani banyak yang gagal panen, penyebabnya hujan, tanaman banyak yang tergenangi air dan rusak,” kata Bu Wati (50 ), salah satu pedagang di pasar baru Lumajang, saat diwawancarai sidikkasus.co.id, Minggu malam ( 20/12 ).
Sejak Minggu lalu kenaikan harga bumbu dapur terus dirasakan oleh para pedagang dan pembeli yang berada di pasar baru Lumajang Jawa timur ini, hampir semua komoditi mengalami kenaikan yang cukup fantastis, yakni kenaikan mulai dari Rp 7000 – 20.000.
“Untuk cabe merah besar, sebelumnya per kilogram hanya Rp 30.000 ( tiga puluh ribu ), kini naik menjadi Rp 45.000 ( empat puluh ribu ) per kilo gram, sedangkan untuk bawang merah, yang dulunya hanya Rp 28.000 ( dua puluh delapan ribu ) kini naik menjadi Rp 30.000 ( tiga puluh ribu ) per kilo gram, sementara harga tomat yang sebelumnya hanya Rp 8000 ( delapan ribu ) kini naik menjadi lima belas ribu rupiah per kilo gramnya”, jelasnya.
Diduga kenaikan harga sejumlah komoditi bumbu dapur ini terjadi karena tingginya permintaan pasar yang tidak di imbangi dengan hasil panen petani. Pasalnya tingginya curah hujan di Lumajang membuat hasil panen petani menurun hingga rusak.
Warga berharap agar pemerintah terkait bisa membuat harga-harga bumbu dapur stabil kembali.
“Kasihan rakyat kecil, kalau bisa pemerintah terkait secepatnya menstabilkan harga harga itu”, pinta H. Faisol ( 50 ) warga Lumajang, saat diwawancarai sidikasus.co.id, di areal pasar baru Lumajang, Minggu malam ( 20/12 ).
Menurut H. Faisol, naiknya harga-harga komoditi tersebut, selain curah hujan yang tinggi juga karena adanya hujan abu vulkanik dari gunung api Semeru.
“Ini bukan karena hujan saja, tapi juga karena hujan abu, yang membuat tanaman para petani di daerah pegunungan menjadi gagal panen”, katanya.
Hal senada juga di ungkapkan Sri Wahyuni ( 43 ) warga Tekung Lumajang, yang saat itu berbelanja di pasar baru Lumajang, “wah! Semua pada naik ini, bisa kurang uang belanja saya ini,” ungkapnya.
“Ini pemerintah harus turun tangan, kasihan masyarakat kelas menengah kebawah”, jelasnya.
Mengingat curah hujan yang masih tinggi, maka di prediksi kenaikan harga bumbu dapur ini akan terus mengalmi kenaikan hingga awal tahun depan. ( Riaman )
Reporter : Biro Lumajang.
Komentar