Berita Sidikkasus.co.id.
Taliabu – Keinginan masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang baik termasuk dalam hal penerangan (listrik), dijawab oleh Muhammad Ali Hamid yakni Kepala Pemerintah Desa Tikong, Kecamatan Taliabu Utara, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara (Malut) dengan menghadirkan Sumber Energi Listrik Lewat pengelolaan Dana Desa. (senin,02/03/2020)
Sumber energi listrik yang dihadirkan oleh Pemerintah Desa Tikong berupa satu unit mesin Genset berkekuatan 400 KWH, merek kamens yang dialokasikan lewat penganggaran tahun 2019.” mesinnya sudah ada itu pengalokasian dari Dana Desa tahun 2019 dengan anggaran 350 juta dan hari jumat telah dimulai pemasangan instalasi Listriknya.” ungkap Ali kepada media ini pada senin, 2 maret 2020 pukul 08.30 pagi hari.
Ali Hamid yang ditemui diruang kerjanya (kantor Desa) ini juga menerangkan bahwa hadirnya sumber energi listrik yang ada merupakan desakan kebutuhan mendasar yang menjadi skala prioritas dalam misi pembangunan Desa terlepas dari apa yang dicapai sejak awal.
Apa yang baru saja dihadirkan merupakan terobosan baru yang akan memenuhi keiginan masyarakat selama ini, mengingat keberadaan listrik merupakan faktor yang penting dalam menunjang kehidupan masyarakat khususnya bagi masyarakat Desa Tikong” alhamdulillah saat ini sudah tahap pemasangan jaringan instalasi listrik, meskipun kita belum bisa targetkan tapi memasuki ramadhan (Bulan Puasa)ini masyarakat sudah bisa nikmati. Jadi adanya mesin ini semoga bisa menunjang kebutuhan masyarakat Desa Tikong dalam segala hal,” Ungkapnya.
Terkait Durasi Pelayanan , Ali menjelaskan bahwa akan menyesuaikan penggunaan listrik dengan tingkat kebutuhan rata rata profesi dimasyarakat, yaitu hanya pada waktu malam hingga Pagi hari. “semua dicek lewat pemakaian bahan bakar, kalau memungkinkan diupayakan untuk bisa melayani masyarakat siang dan malam, tapi untuk tahap awal disesuaikan dulu dengan tingkat kebutuhan masyarakat, karena yang saya angan – angankan itu paling tidak 15 jam, kita star dari jam 4 sore dipadamkan jam 7 pagi. Disesuaikan dengan kebutuhan kita disini yang rata rata petani, dimana saat warga kekebun itu lampu masih nyala, begitu pula kembali dari kebun, rumah juga sudah terang, jadi tidak perlu repot repot lagi warga urus ini itu untuk kase menyala lampu seperti saat ini, karena desa punya sudah siap” lanjut Ali
Menyinggung soal tarif yang dibebankan kemasyarakat, Ali memutuskan bahwa ada penyesuaian antara anggaran operasional dengan tingkat pemakaian. “Kalau pembayaran perbulannya juga ada, tapi hanya diukur dari penggunaan bahan bakar, tapi untuk pemasangan instalasi bagi masyarakat itu gratis, itupun warga siapkan bahan, karena kalau harap yang lama punya itu sangat diragukan. Jangan sampai ada bekas gigitan tikus atau lapuk, karena mesin ini skalanya hampir sama dengan PLN, jangan sampai waktu ujicoba nanti terjadi korsleting hingga membahayakan, sebab kekuatan mesin ini begitu korsleting tidak seperti mesin lain itu mati atau gasnya turun, tapi makin besar daya yang keluar, atau stromnya tambah naik”.Terangnya.
Usai ditemui dini hari, Ali berharap bahwa dengan adanya program penerangan yang ada didesanya, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, baik dari pemakaian, hingga kesadaran untuk merawat serta tanggung jawab keamanan ” karena barang ini milik kita semua, untuk keamanannya mari kita jaga bersama-sama, karena ini adalah aset kita, sehingga untuk segala hal yang menyangkut operasional kita akan selalu musyawarahkan. Sebab kalau sudah selesai tahap pemasangan jaringan, atau pemasangan instalasi, maka kita akan bahas masalah lainnya, termasuk pemakaian bahan bakar, masalah perawatan, siapa yang jaga, harus ditentukan, karena yang jaga harus punya upah, namun sekali lagi kami dalam pemerintah desa akan terus mengupayakan agar tidak terlalu membebani masyarakat. Tutupnya. (deni)
Komentar