Ket: Kakek wajino saat berjualan mainan
Berita Sidikkasus..co.id
KEDIRI KABUPATEN – Dalam kehidupan ini, kita selalu bersyukur akan nikmat ALLAH yang diberikan. Meski usia sudah tak lagi muda, banyak kakek tetap harus berjuang demi sesuap nasi di tengah getirnya kehidupan. Panas terik dan hujan badai tak menyurutkan langkah mereka untuk mencari rezeki. Tak kenal lelah, mereka merajut hidup dalam sebuah usaha yang ikhlas dan jujur. Kamis, 30/06/2022.
Kulit keriput, rambut memutih tak membuat menyerah dari kerasnya kehidupan. Seleksi alam mengharuskan mereka terpaksa bekerja di hari tua sebelum ajal menjemput.
Mbah Wijiono misalnya. Kakek usia 63 tahun warga Dusun Botosari RT 05 RW 04 Desa Kedungsari kacamatan Tarokan kabupaten Kediri ini, masih harus bekerja menjual mainan hasil karyanya sendiri. Mainan Tradisional yang anak masa kini sudah kurang peminatnya, kalah dengan mainan modern.
Sejak istrinya meninggal, Kakek Wijiono hidup bersama ibu dan anak laki- lakinya yang baru masuk SMP. Selepas sholat subuh mbah wiji mengayuh sepeda membawa dagangannya. Biasanya mbah wiji mangkal di Simpang Empat Kawi kota kediri.
Kepada awak media, mbah Wiji menuturkan, “Setelah Sholat Subuh saya keluar jualan kadang sampai sore, paling banyak laku tiga bahkan tak jarang mainannya tidak laku satupun, Meski demikian saya tetap bersyukur, sebab setiap rejeki yang diberikan Allah akan selalu mendatangkan berkah.”Tuturnya.
Di akhir perbincangan mbah Wiji manyampaikan keinginannya untuk bisa naik haji ataupun umroh, meski menurutnya susah mewujudkan keinginan tersebut karena untuk makan dan sekolah anakpun kerepotan tapi bagi Alloh semua tidak ada yang mustahil. SubhanAllah… dengan keikhlasan Panjenengan Mbh Wiji, Dengan Kuasa dan Ridlo ALLAH SWT Mengabulkan… Aamiin Aamiin Barokhallahu Aamiin! Mari kita belajar dari pengalaman Mbah Wiji.
Reporter : Nanang/ Febnu
Komentar