Berita Sidikkasus.co.id
TALIABU | Wabah campak di Indonesia kembali menjadi perbincangan karena peningkatan kasusnya selama 2024 hingga ditetapkan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa).
Campak, yang juga dikenal dengan nama measles atau rubeola, adalah penyakit akibat infeksi virus yang ditandai dengan munculnya ruam merah di kulit.
Campak merupakan penyakit menular yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Sebelum adanya vaksin, penyakit ini telah mewabah di seluruh dunia. Seiring berkembangnya layanan kesehatan dan tersedianya vaksin, kasus campak mulai menurun, namun masih tetap perlu diwaspadai hingga saat ini.
Olehnya itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Taliabu di Provinsi Maluku Utara, melakukan pendataan pasien terkena wabah campak.
Pada Februari 2024, terdapat 18 orang anak di Desa Nggoli, Kecamatan Taliabu Selatan, terkena wabah campak.
Para pasien tersebut kemudian dirujuk pada Selasa (6/2/2024) tadi malam ke RSUD Bobong untuk dirawat.
Kepala Dinas Kesehatan Pulau Taliabu, Kuraisia Marsaoly mengatakan, dari 18 orang pasien hanya 13 orang yang direncanakan akan dirujuk RSUD.
Padahal, Puskesmas Pencadu dan Pemerintah Desa Nggoli sudah melakukan koordinasi baik dengan keluarga pasien.
Hanya saja, pihak keluarga menolak untuk 5 orang anak yang tersisa untuk dirujuk ke RSUD Bobong.
“Iya, jadi pasien campak ada 18 orang anak, yang berhasil dirujuk cuma 13 anak,” Ungkapnya. Rabu (7/2/2024).
Menurutnya, Dinas Kesehatan Pulau Taliabu harus siaga, apabila di desa-desa ada informasi demikian, dapat segera melaporkan datanya melalui Puskesmas terdekat.
Seperti yang saat ini dilakukan di Desa Nggoli, begitu kami mendapat informasi dari Puskesmas Pencadu langsung turun ke lokasi
“Mengingat Desa Nggoli berada di wilayah pegunungan. Sehingga, tim kesehatan kemudian mengambil langkah cepat.” Ujar Kadinkes Taliabu.
Ia juga menyampaikan, para pasien wabah campak Desa Nggoli yang terpapar rata-rata imunisasinya tidak lengkap.
“Di Wilayah Puskesmas Pencandu, sudah 3 tahun berturut-turut presentasi imunisasinya tidak mencakup 100 persen.” katanya.
Dijelaskan bahwa, wabah campak jika tidak dirawat dengan cepat dapat menyebabkan kematian.
Dalam pengobatan ini, pasien-pasien akan diambil sampelnya untuk dikirim ke Provinsi Maluku Utara.
Apabila hasil sampelnya positif, Dinas Kesehatan Pulau Taliabu akan segera melakukan umum massal di wilayah tersebut.
Dengan adanya kasus ini, tim kesehatan akan segera turun ke semua wilayah kerja yang capaian imunisasi dasar lengkap, tapi tidak mencapai target sasaran.
Tak hanya wilayah kerja Puskesmas Pencadu, melainkan seluruh Puskesmas di Pulau Taliabu.
“Kami berharap, ini menjadi pengalaman berharga untuk masyarakat kita, sehingga tidak lagi terjadi kasus yang sama kedepannya,” tandasnya. (Jek)
Komentar