Maraknya tambang timah apung di wilayah Bakit meresahkan masyarakat nelayan

Berita SidikKasus.co.id

Bangka Barat –Masyarakat nelayan Desa Bakit merasa sangat resah semenjak beroperasinya ponton isap produksi (PIP) di zona tangkap dan budidaya ikan di wilayah perairan teluk kelabat dalam, Desa Bakit. Minggu (07/02/2021).

Sumardi (64) selaku Kepala Dusun 03 (Kadus) dan juga nelayan teluk kelabat dalam, mengatakan bahwa dia juga merasa sangat dirugikan semenjak beroperasinya PIP, karena sebelumnya penghasilan para nelayan sangat memuaskan,

“Dulu perhari bisa menghasilkan uang Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) bahkan Rp 2.000.000 (dua juta rupiah) setiap kami turun menangkap ikan ke laut,
namun sekarang berbeda, menghasilkan uang Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah) saja susah, bahkan terkadang penghasilan minim dan untuk biaya operasional pun tidak ketutup, “ungkapnya.

Salah seorang nelayan menambahkan sama hal nya dengan Sumardi,  penyebab kurangnya penghasilan tangkap ikan adalah semenjak adanya ponton isap produksi (PIP) yang beroperasi di wilayah perairan teluk kelabat dalam, bahkan anggota nelayan yang berjumlah 138 KK, berharap kepada pemerintah daerah, pemerintah pusat, atau instansi terkait dapat memperhatikan keluhan dan nasib para nelayan yang ada di pesisir pantai teluk kelabat dalam, Desa Bakit, Kecamatan parit tiga, Kabupaten Bangka Barat, provinsi kepulauan Bangka Belitung.

“kami para nelayan berharap kepada pemerintah atau intansi terkait memperhatikan keluhan dan nasib kami yang tinggal di pesisir pantai ini,
Karna kami bekerja sebagai nelayan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, terutama anak dan istri, “tutur salah seorang nelayan.

Kepala Desa Bakit Rusli (PJS) saat dikonfirmasi tentang hal ini melalui via telepon tidak memberikan jawaban,
Mungkin dalam keadaan sibuk, sehingga berita ini diterbitkan.

Pewarta : Jrs
Editor : Ahmad Bustani

Komentar