Berita sidikkasus co.id
PANGKAL PINANG – Pungutan Liar (Pungli) diduga di lakukan secara terang – terangan oleh Madrasah Tsanawiyah (Mts) Negeri Kota Pangkalpinang dengan dalih Sumbangan Pembangunan.
Sebelumnya info ini di dapat dari pengakuan masyarakat yang anak nya sekolah di Mts Negeri tersebut, juga selentingan pembicaraan di warung kopi. Dimana dalam pembicaraan tersebut murid murid Mts Negeri kota Pangkalpinang di mintai uang sebesar Rp. 600.000,00:” ( Enam ratus ribu rupiah ) dengan alasan untuk pembangunan tempat ibadah juga sarana lain nya.
Untuk mencari kebenaran info tersebut,
tim awak media lain nya mendatangi Sekolah tersebut, dan berhasil menemui Kepala Sekolah Mts Negeri kota Pangkalpinang Maulana pada hari Rabu (14/07/2021) yang lalu.
Dari keterangan Kepala Sekolah Mts Negeri 1 Kampung Kramat kota Pangkalpinang, yang berhasil penulis rangkum, dari jumlah 700 siswa/wi Mts Negeri itu, sekolah yang mengusulkan, dan yang menjalani nya Komite. Dan yang menariknya lagi menurut Kepala Sekolah sifatnya sukarela tapi di berikan nominal yang angka nya lumayan fantastis. Dengan alasan untuk pembangunan tempat ibadah.
“Terus terang saja, siswa ini jumlah nya ada 700, jadi kami buat profosal dan kami usul ke Komite, Ketua Komite nya Suhadi, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pangkalpinang, kata saya bisa tidak di bantu, karena dana APBN tidak ada. Akhirnya kami rapatkan dengan orang tua murid dan kami memang beri nominal. Selebaran nya ada dan juga ada pernyataan orang tua,” Kata Maulana kepada awak media saat bertemu langsung di Mts Negeri 1 Pangkalpinang. Rabu, ( 14/07/2021) yang lalu.
Di singgung kenapa harus pakai nominal, di saat Ekonomi masyarakat sedang mengalami penurunan karena wabah pandemi, sedangkan nominal yang di tentukan lumayan fantastis untuk kondisi masyarakat saat ini, Maulana menjawab, jika tidak di tentukan nominal lambat terkumpulnya.
“Kalau tidak pakai nominal akan lambat terkumpulnya, tapi kalau pakai nominal 5,6, atau 7 mereka nanti bisa milih, dan ada juga yang tidak bayar, ada yang kasih satu juta, ada juga nominal yang minimal, yang hanya bayar 200, ada yang 150, uang tersebut Komite yang kumpul dan mengetahui pihak Sekolah, karena kepentingan kami, ingin membangun tempat ibadah, sekalian ruang serba guna, dan ini lah hasilnya,” Jelas nya sambil menunjuk bangunan Rangka Baja di depan kantor Kepala Sekolah dan ruang guru.
Kepala Sekolah Mts Negeri 1 kota Pangkalpinang yang mengaku pernah jadi wartawan ini, menyebutkan kenal semua dengan wartawan dan anggota Ormas lainya, dan karena sudah PNS tidak lagi aktif,tapi masih tetap mengirim berita.
“Saya dulu wartawan juga, ini KTA saya karena sudah PNS tidak lagi, tapi masih tetap saya kirim berita,” Ujarnya sambil memberikan no hp nya dan no hp ketua Komite yang ternyata no yang di kasih nya no Ayu Ting ting alias (alamat palsu).
Sementara di tempat yang berbeda, Ketua Komite Mts Negeri Pangkalpinang Suhadi saat di temui di Kantornya SMA Negeri 2 Jl. Depati Hamzah kota Pangkalpinang, pada hari Kamis, (15/07/2021) yang lalu, membenarkan jika ada pungutan sebesar 600 ribu per siswa di Mts Negeri 1 kota Pangkalpinang untuk pembangunan Masjid, sementara di lapangan tidak di temukan bangunan Masjid, justru yang ada bangunan rangka baja, yang di peruntukan untuk ruang multi guna, termasuk untuk tempat ibadah.
“Sebenarnya itu program Tahun lalu, untuk pembangunan Masjid, Walaupun fisik sekarang yang di bangun rangka baja, memang sih tujuan utamanya pembangunan rangka baja itu untuk multi guna, juga tempat ibadah, karena siswa Mts yang sudah kelas 3 sekarang, sebelumnya sholat di situlah,” Kata Ketua Komite Mts. N 1 Suhadi yang juga ASN menjabat Wakil Kepala Sekolah SMA di Pangkalpinang. Kamis,(15/07/2021).
Suhadi mengakui ada kesalahan teknis darinya, karena sudah menandatangani berkas yang di sodorkan bendahara, dan tidak mengundang orang tua, sementara menurut Suhadi di surat edaran tersebut di tentukan nominal nya sebesar 600 ribu per siswa. Dan yang pegang uang nya bendahara Komite yang juga orang Kanwil Provinsi.
“Kalau tahun kemaren pembangunan rangka baja itu kita lewat diskusi forum orang tua, nah sedangkan Tahun ini secara mengundang orang tua kami belum, saat itu memang ada teknis yang salah dari kita sedikit, karena saya ada kegiatan penerimaan murid baru di sini, jadi oleh bendahara itu saya di suruh tanda tangan, saya kita itu baru rencana anggaran, belum di pungut di saat penerimaan murid baru, dan ternyata momen nya itu sudah berjalan. Dan di selebaran itu udah ada nominalnya 600 ribu, kecuali yang punya kartu 4 seperti KIP, PKH, SKTM, dan KKS jangan di pungut sepeserpun,” Ungkapnya
“Untuk pengumpulan Komite menunjuk TU, dan yang pegang uang nya bendahara Komite, bendahara itu juga orang Kanwil Provinsi, dan ini semua adalah kebijakan dari Sekolah,” Sebutnya
Dan yang lebih menarik nya lagi dari persoalan pungutan di Mts Negeri 1 tersebut, justru Ketua Komite Suhadi memberikan keterangan yang berbeda dari keterangan Kelapa Sekolah Mts Negeri Pangkalpinang. Kalau sebelumnya keterangan dari Kepsek sudah ada pembangunan, yang ternyata itu adalah pembangunan Tahun sebelumnya, sedangkan Ketua Komite menyebutkan belum ada pembangunan, dan uang nya masih ada di pegang bendahara Komite. Dengan jumlah nominal yang sudah terkumpul sebesar 211 juta, 357 ribu. Dan belum di gunakan sama sekali.
“Uang yang sudah terkumpul 211 juta, 357 ribu rupiah, dan belum di gunakan sama sekali, kalau rangka baja itu pembangunan nya tahun kemaren 2020, kalau itu sudah ada diskusi dengan orang tua, kalau yang baru ini 2021 belum di bikin, dan uang nya pun belum kita gunakan sepeserpun, dan saya juga merasa kecolongan saya akui itu saya salah,” Sesal Suhadi
Lain hal nya dengan keterangan orang tua murid yang berhasil penulis gali keterangan nya sebaliknya mereka tidak mendapat bukti pembayaran cuma di tulis di buku absen kalau siswa itu sudah bayar.
“Tidak dapat pak..rata rata cuma ngasih duit, setelah itu di tulis di buku bahwa sudah bayar, di tulis dari absen. Dan tidak ada bukti pembayaran,” Sebut orang tua murid yang tidak mau di sebut namanya. Senin,(19/07/2021) yang lalu.
Pewarta: Citra / Agus
Komentar